Oleh : Vegamarz
TRIBUNNERS - Bagi seorang seperti Dewi Lestari, menjadi penulis sukses membutuhkan dedikasi tinggi dan kesabaran.
Mengawali kariernya sebagai penulis di tahun 2000, nama ibu dari dua orang anak ini, baru dikenal oleh masyarakat Indonesia setelah novel karyanya, Supernova: Ksatria Putri dan Bintang Jatuh 'meledak' di pasaran.
Novel bernuansa romantis yang dibubuhi unsur fiksi ini sudah beberapa kali terbit ulang.
Tak berhenti disana, karya wanita yang memiliki nama pena Dee ini telah dituangkan ke dalam layar lebar.
Lalu bagaimana cara Dee memperoleh kesuksesannya sebagai penulis?
Berani gagal
Kesuksesan yang telah dikecap Dewi tidak diperoleh dengan cara yang instan. Melainkan ia harus melewati jalan terjal dan berbatu.
Mulai menulis sejak belia, Dewi seringkali mengirimkan karyanya ke sejumlah penerbit untuk diterbitkan. Seringkali pula ia menerima penolakan.
Namun hal itu tak membuatnya putus asa. Justru hal itu ia jadikan sebagai cambuk untuk menelurkan karya yang lebih baik.
Menurutnya, tak ada karya yang jelek dan tidak layak terbit, yang ada hanyalah perbedaan sudut pandang.
"Tidak masalah jika tulisan kamu dikritik orang. Menjadi seorang penulis sekalipun harus berani gagal. Ini adalah salah satu fase kamu berproses menjadi lebih baik jika kamu mau mengambil hikmah dan lebih rutin untuk meningkatkan skill menulis kamu," ujarnya.
Tetapkan Capaian
Setelah berhasil menelurkan novel yang menjadi best seller, tak sertamerta membuat Dewi berpuas diri. Agar tetap produktif menulis, ia menyiasati dengan menetapkan tujuan yang ingin dicapai.
“Setelah buku pertama terbit, akan ada pertanyaan mengenai langkah yang akan kamu ambil. Pertama, apakah langkahmu cukup sampai di sini. Kedua, apakah kamu ingin melangkah lagi. Menulis lagi, menjadi seorang penulis professional. Pilihannya bebas, terserah kamu mau pilih yang mana. Tetapi yang penting adalah seorang penulis harus tahu bagaimana cara menangani kesuksesan dan tahu kemana dirinya harus melangkah.” ucapnya.
Menjadi pengamat yang baik
Dewi beranggapan karya yang baik lahir dari pengamatanyang baik. Dewi menjelaskan, penulis membutuhkan imajinasi dan pengamatan yang baik untuk menciptakan sebuah tulisan.
Untuk aset penulis yang satu ini, Dewi menilai membutuhkan pembiasaan diri dan ketelatenan.
"Kamu harus sadar mengamati segala sesuatu. Kamu harus mengamati semuanya. Mengamati diri sendiri, lingkungan, orang sekitar. Semua berawal dari pengamatan.
Jujur dengan diri sendiri
Untuk dapat menulis dengan baik, seorang penulis menurut Dee harus berani jujur dan menjadi dirinya sendiri.
"Seorang penulis, diharuskan pandai dalam mencari aktualisasi dirinya, sehingga tercipta suatu keunikan yang dimiliki oleh seorang penulis. Dan jadikan keunikan kamu sebagai ikon, dengan gaya bahasamu sendiri dapat menjadi suatu iduvidualitas bahwa kamu dapat dikenal dengan cara kamu menulis," tutupnya.