TRIBUNNERS - Terkadang orang salah mengartikan antara cinta dan dimabuk cinta. Mabuk cinta merupakan penyakit yang berbahaya, merusak jiwa, mendatangkan perasaan gelisah dan gundah gulana.
Begitu banyak duka nestapa dan rasa pahit yang yang dirasakan oleh orang-orang yang mengalami dimabuk cinta.
Bahkan tidak jarang orang menjadi gila karena dimabuk cinta dan mengambil jalan mengakhiri hidup dengan bunuh diri karena cintanya yang tertolak.
Mabuk cinta adalah jenis penyakit. Bukan cinta dalam bentuk anugerah, tapi lebih merupakan kecenderungan birahi yang tak terkendali. Oleh karena itu jika orang benar-benar ingin sembuh, dia harus berupaya berobat.
Namun jika penyakit ini akan bertambah parah, berikut ini beberapa terapi yang dapat menyembuhkan dari mabuk cinta ala islami:
Ikhlas kepada Allah
Jika seseorang yang terkena penyakit benar-benar ikhlas dan menghadapkan wajahnya kepada Allah dengan tulus, niscaya Allah akan menolongnya dengan cara yang tiada pernah terlintas di hatinya. Dia akan menyingkirkan segala penghalang menuju jalan taubat.
Berdoa
Merendahkan diri kepada Allah secara tulus menyerahkan diri kepada-Nya, ikhlas, dan memohon kepada Allah dengan segala kerendahan agar disembuhkan dari penyakit.
Menahan pandangan
Ketika seorang hamba menahan pandangannya, maka hati turut menahan syahwat dan keinginannya.
Menjauh dari orang yang dicintainya
Dengan memisahkan diri dari yang orang tersebut, akan mengusir bayangan orang yang dicintai dalam hati. Bersabar menunggu perpisahan beberapa saat walaupun sulit pada awalnya. Seiring dengan waktu, seluruh masalah akan menjadi mudah.
Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat
Sebab, mabuk cinta adalah kesibukan hati yang kosong. Dengan menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanpa disadari pelan-pelan cinta akan memudar, rasa rindu mulai hilang dan akhirnya dapat melupakannya.
Menikah
Sebab, pernikahan itu mencukupi segalanya, penuh berkah, dan menjadi solusi. Jika orang yang dicintai adalah wanita yang mungkin dinikahi, maka menikahlah.
Jika sulit menikahinya, hendaklah memohon kepada Allah untuk memudahkannya.
Jika tidak bisa menikahinya karena sebab-sebab tertentu, maka hendaklah bersabar dan memohon kepada Allah agar diberi jalan keluar.
Aktif dalam kegiatan agama
Menghadiri majelis ilmu seperti pengajian, dakwah, mendengar kisah-kisah orang shalih.
Memikirkan akibat perbuatannya
Orang yang berakal adalah orang yang dapat menimbang apakah cintanya itu akan melahirkan kenikmatan atau kesengsaraan.
Oleh : Istiqomah Sheyla Al kautsar
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro