Ditulis oleh : Ivan Faizal Affandi, Jurnalis Sejarah Agama
TRIBUNNERS - Aksi terorisme menggemparkan Jakarta pada Kamis, 14 Januari 2016. Sebanyak 5 orang pelaku teror secara mengejutkan mendatangi gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Di sana, para pelaku kemudian melancarkan aksinya, menembak orang-orang tidak berdosa dan meledakan bom yang menewaskan dua orang korban dan pulah mengalami luka-luka.
Beruntung aksi biadab tersebut tidak memakan korban lebih banyak lagi. Aparat keamanan yang segera datang ke lokasi berhasil mengendalikan keadaan.
Dua dari lima orang pelaku tewas ditembus timah panas petugas, sementara tiga lainnya mati terkena ledakan bom diledakan salah seorang pelaku.
Pihak kepolisian kemudian menyebut sosok ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim terlibat dalam serangan bom di Jakarta Pusat.
Dari tragedi ini kemudian muncul sebuah pertanyaan, apa yang sebenarnya sedang dicari oleh para pelaku teror itu.
Apa yang mendasari mereka melakukan tindakan gila, mengorbankan nyawa manusia lain di samping nyawa mereka sendiri.
Namun sebelum jauh kita ke pertanyaan tersebut, alangkah baiknya kita melacak akar sejarah munculnya terorisme, terutama dalam dunia Islam.
Sejarah Terorisme dalam Dunia Islam
Mengapa harus Islam? Ini bukan berarti pelaku teror otomatis dari kalangan Islam. Toh aksi teror tidak bisa dikaitkan dengan agama tertentu, karena teror bisa dilakukan oleh siapa saja, penganut agama apa saja, bahkan mereka yang tak beragama.
Islam sendiri diambil, karena kebetulan pelaku terornya, dalam hal ini ISIS mengklaim sebagai sebuah gerakan atau organisasi yang bernafaskan Islam. Yang sebenarnya kalau kita mau kritis, Islam macam apa yang mereka anut, apakah Islam yang tega menghabisi sesamanya?
Kembali soal sejarah terorisme dalam dunia Islam, hal itu bukanlah barang baru. Sebab aksi-aksi terorisme sudah ada, sebelum zaman moderen saat ini. Yang menariknya, target teror sendiri merupakan pemerintahan Islam dan pelakuknya juga mereka dari kelompok Islam pula.
Dalam Islam praktik terorisme tercatat sejak akhir abad ke-11. Pelopor gerakan ini adalah seorang intelejen bernama Hassan Sabbah yang tak lain merupakan penentang dinasti Fathimiyah.