Perayaan syukur mengawali tahun baru ini mungkin satu-satunya yang secara rutin turun temurun dilakukan masyarakat Flores.
Sehingga Reba sebagai khazanah budaya dapat dikatakan merupakan ikon masyarakat Ngada, sehingga timbul pemikiran untuk didaftarkan pada lembaga kebudayaan PBB – UNESCO.
Ini merupakan tambahan pekerjaan rumah bagi masyarakat Ngada sendiri untuk mendapat pengakuan internasional tersebut.
Apabila Reba dikaitkan dengan pariwisata yang merupakan salah satu industri jasa yang perkembangannya sangat pesat saat ini pertanyaannya adalah apakah Reba dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara?
Menurut Dr Frans Teguh, Asdep Bidang Destinasi Wisata Kemenbudpar dalam sarasehan berjudul Integrasi Pengembangan Nilai Budaya Reba dan Tenun Ikat Ngada dalam Ekosistem Pariwisata di anjungan NTT-TMII- Jakarta, bahwa ketika suatu masyarakat sudah memasuki industri pariwisata maka dalam pola konvensional masyarakat tersebut telah melewati proses transisi dari masyarakat pertanian, pengolahan hasil pertanian, perdagangan dan industri .
Masyarakat Ngada atau Flores umumnya saat ini telah atau harus lompat kelas dari fase masyarakat pertanian ke fase masyarakat industri jasa.
Bila tidak diantisipasi secara mantap, matang dan tepat maka akan terjadi distorsi apakah under atau overvalued (terlampau murah atau terlampau mahal) terhadap produk-produk (budaya) lokal.
Jika overvalued mungkin akan menguntungkan pelaku pariwisata lokal.
Lain kali tak ada yang mau bertransaksi karena penyebaran informasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu promosi yang bisa positif maupun negatif.
Faktor yang paling menentukan dalam industri pariwisata atau secara umum dalam dunia penuh persaingan saat ini adalah faktor kualitas manusia.
Faktor-faktor lain seperti keindahan alam, tradisi budaya, kuliner dan sebagainya hanya akan mendatangkan manfaat bila manusia pendukungnya dapat mengemas dan menjualnya secara cerdas.
Hal-hal yang bagi masyarakat setempat biasa-biasa saja, harus dijadikan hal yang luar biasa bagi para pendatang atau wisatawan.
Indonesia termasuk Flores memiliki potensi pariwisata yang sangat luar biasa dibanding Singapura atau Malaysia.
Tetapi jumlah wisatawan berbanding terbalik lebih dari seratus persen, karena SDM Negara-negara tersebut mampu memaksimal potensi yang tersedia di negaranya guna menjadi daya tarik bagi wisatawan.