TRIBUNNERS - Genjer (Limnocharis flava) merupakan sayuran yang biasa diolah menjadi tumisan, lalap, pecel, campuran gado-gado atau dibuat sayur bobor.
Selain memiliki citarasa yang lezat, genjer pun kaya akan gizi.
Secara umum dalam 100 gram genjer mengandung 39 kkal energi, 7,7 gram karbohidrat, 1,7 gram protein, 2,1 gram zat besi, 62 mg kalsium, 33 gram fosfor, 0,2 gram lemak, vitamin A 3800 IU, 0,07 mg vitamin B1, dan 54 gram vitamin C.
Saluran sistem pencernaan pun akan terjaga karena sayuran ini kaya akan serat. Jika rajin mengkonsumsi sayuran ini, dipercaya kanker kolon dan sembelit akan jauh dari anda.
Kanker kolon biasanya terjadi akibat pola makan yang tidak benar dan berdampak akibat pada tidak lancarnya pencernaan.
Seseorang yang mengonsumsi genjer secara rutin,akan jauh dari risiko terkena kanker kolon.
Selain itu berdasarkan sebuah penelitian, bahwa orang yang rutin dalam mengonsumsi genjer tidak akan terkena sembelit dan sistem pencernaan terjaga.
Kandungan protein yang terdapat dalam tanaman genjer dapat berperan dalam membantu memproduksi sel-sel yang terdapat didalam tubuh kita.
Seperti yang telah diketahui tubuh memproduksi jutaan sel setiap harinya, untuk menggantikan sel-sel yang sudah tidak berfungsi.
Genjer mengandungan kalsium tinggi. Jika pada anak-anak kalsium berperan dalam pertumbuhan tulang, berbeda halnya dengan orang dewasa kalsium berperan dalam memperkuat tulang dan mengurangi risiko terkena osteoporosis.
Kandungan polifenol dalam genjer dapat berperan sebagai antioksidan, sehingga dapat mencegah terkena penyakit jantung dan kanker.
Kandungan flavonoid dalam genjer dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus.
Daun dan bunga genjer berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Untuk menambah nafsu makan, bisa mengolah 15 gram daun genjer, yang dicuci dan dikukus setengah matang, kemudian dimakan sebagai lalapan.
Sayangnya, sampai sekarang masih jarang petani yang sengaja membudidayakan genjer secara monokultur dalam skala komersial yang lebih luas.
Petani cenderung takut membudidayakan genjer, dikarenakan konsumen yang belum jelas.
Sementara konsumen juga belum mendapat jaminan, bahwa pasokan genjer akan lancar sepanjang tahun.