News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tobat Jadi Preman Jumakir Rajin Baca Al Quran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jumakir belajar membaca Al Quran

Ditulis oleh : Ridhuan Habibie

TRIBUNNERS - Dukuh Jemawan, sebuah desa di Jemawan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah beberapa tahun silam merupakan dukuh yang rawan dengan tindak kriminalitas dan dikenal sebagai sarang perjudian. Banyak para pemabuk dan penjudi ulung yang mangkal di desa ini.

Namun kondisi Dukuh Jemawan kini telah lebih baik setelah adanya Griya Iqro, tempat untuk belajar dan membaca Al Quran binaan Yayasan Klaten Peduli Ummat (YKPU) dan Al-Azhar Peduli Ummat.

Jumakir (50th) adalah seorang preman yang dulu dikenal biang kerok di kampungnya yang bekerja sebagai kuli angkut truk skam dengan penghasilan Rp 50 ribu perhari.

Kesenangannya berjudi dan mabuk mabukan membuat penghasilannya tak pernah sampai ke isteri dan ketiga anaknya. Semua habis di meja judi.

Namun setelah keluarganya hampir berantakan karena ulah bengalnya itu, turun hidayah dari Allah SWT dan masuk ke dalam hatinya.

Dia mulai menyadari kekeliruannya dan berusaha untuk menjauhi hobi buruknya dan menata hidupnya kembali.

Disela-sela kerjanya dia mulai meluangkan waktu untuk menjalankan shalat lima waktu dan aktif ikut pengajian di masjid.

Namun saat sholat, ia sadar kalau ia tidak memahami huruf Arab sama sekali.

"Sebagai muslim saya sadar agar ibadah saya sempurna saya harus bisa mengucapkan lafal surat Al Fatihah dengan baik," ujar Jumakir saat menceritakan perjalanan hijrahnya kepada tim LAZ APU.

Akhirnya ia memutuskan untuk belajar membaca Al Quran meski kini usianya sudah setengah abad. Jumakir tak malu untuk belajar meski harus mulai dari iqra 1.

Dia juga tidak segan belajar iqro dengan guru yang jauh lebih muda, bahkan sama keponakan dan anak anaknya.

Apalagi setelah tahu bahwa isteri dan anak anaknya sangat bangga dan mendukung perubahan perilaku bapaknya.

Di Dusun Jemawan, Jumakir tidak sendiri.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini