Ditulis oleh : Fraksi Nasdem
TRIBUNNERS - Makin banyak dan menjamurnya tayangan sinetron-sinetron yang hanya mengumbar kemewahan, percintaan, kenakalan remaja dan sejenisnya, dinilai sudah dalam tahap mengkhawatirkan.
Banyak lembaga yang sudah memberi penilaian negatif terhadap tayangan-tayangan televisi yang sangat jauh dari nilai pendidikan dan budaya bangsa.
Namun tampaknya industri televisi terus bergeming, bahkan terus mereproduksi tayangan tersebut dengan dalih rating dan keuntungan.
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi NasDem Kresna Dewanata Phrosakh menanggapi keras hal tersebut.
Menurutnya, tayangan sinetron saat ini sama sekali tidak menularkan nilai edukasi. Karena itu perlu dilakukan evaluasi besar dan mendasar terhadapnya. Apalagi tayangan yang sering melanggar norma kesopanan dan etika ketimuran.
"Harusnya tayangan seperti ini dihentikan agar tidak berdampak buruk terhadap pemirsa yang menontonnya," katanya.
Dia menuturkan, meski setiap orang berhak membuat karyanya sendiri namun harus ada koridor yang jelas. Harus ada batasan norma dan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi.
"Saya di Komisi X DPR RI, akan membahas kembali dengan kementerian terkait agar tayangan yang tidak sesuai harus ditertibkan," katanya.
Menurutnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) semestinya dapat bertindak tegas. Selain itu, secara terukur mereka juga harus dapat memastikan sebuah stasiun televisi menghentikan tayangan yang akan berdampak negatif. Sampai saat ini KPI dinilai belum terlihat taringnya untuk melakukan hal-hal semacam ini.