Karena itulah Olimpiade saat ini menjadi prioritas Kemenpora di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, lalu kemudian Asian Games, SEA Games, dan PON.
Untuk itu, jadwal latihan dan pembinaan atlet yg akan bertanding harus disusun sesuai prioritas. Hal ini ditunjukkan secara konkret dengan perbaikan sistem Satlak Prima dan juga peningkatan bonus untuk atlet yang mendapatkan medali, hingga Rp 5 Miliar untuk Olimpian yang meraih emas.
Jika mendapatkan tiket ke Olimpiade adalah puncak prestasi atlet, maka tangga sebelum mencapainya adalah Asian Games.
Ajang ini akan menjadi kawah candradimuka bagi atlet Indonesia sebelum bertanding dengan yang terbaik di dunia. Hal ini juga yang ditunjukkan Sri Wahyuni.
Bakatnya terlihat ketika ia mendapatkan emas di nomor 48 KG pada SEA Games 2013. Ia kemudian mendapatkan perak pada Asian Games 2014 dan kemudian perunggu pada Kejuaran Dunia Almaty 2014.
Ajang-ajang itulah yang menyiapkan dirinya menghadapi tekanan mental tampil Olimpiade pertama.
“Memperbanyak atlet yang lolos dan ke Asian Games dan juga memperbanyak medali dari Asian Games harus menjadi prioritas bagi Satlak Prima dan cabang-cabang olahraga lainnya,” kata Menpora.
Salah satu cara untuk memastikan itu terjadi, lanjut Menpora, adalah dengan menyiapkan program pembinaan berjenjang dengan memanfaatkan SEA Games dan PON.
“PON harus menjadi ajang pembinaan pemain muda dan pencarian bibit-bibit unggul. PON harus menjadi tempat pertama bagi atlet-atlet muda merasakan atmosfer berkompetisi dan menempa mental,” jelasnya.