News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Natal 2016

Damai Natal, Cermin Keutuhan Indonesia Dalam Keragaman

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERSIAPAN NATAL - Paduan suara anak St Angela sedang berlatih nyanyi untuk perayaan Natal di Gereja Katedral, Jalan Katedral, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016). Menjelang perayaan Natal 25 Desember gereja-gereja Kristiani mempersiapkan segala seuatunya untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus. Warta Kota/henry lopulalan

Oleh: MH. Said Abdullah, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

TRIBUNNERS - Sebuah negeri berpenduduk Muslim terbesar dunia, Indonesia kembali memberikan kebanggaan luar biasa ketika perayaan Natal berlangsung penuh kedamaian.

Inilah keramahan dan sikap persaudaran rakyat Indonesia yang terbangun tanpa sekat-sekat perbedaan agama. Kegiatan seluruh penganut agama hampir sepenuhnya berlangsung damai.

Pada perayaan Natal tahun ini semua berjalan lancar. Umat Kristiani di berbagai daerah tenang merayakan Natal secara hikmad.

Di beberapa daerah partisipasi umat Islam pun seperti mengamankan terlihat jelas mempertegas semangat persaudaraan sebagai bangsa yang luar biasa.

Senada seperti ketika Idul Fitri dan Idul Adha, umat Kristiani dan pemeluk agama lainnya ikut serta membantu mempersiapkan umat Islam merayakan hari rayanya.

Sebagai bangsa besar berpenduduk sekitar 250 juta, peringatan keagamaan berjalan damai pada seluruh umat beragama yang berbeda merupakan gambaran riil tentang kedewasaan rakyat Indonesia.

Hampir seluruh penduduk negeri ini dari pengalaman pelaksanaan kegiatan keagamaan memperlihatkan kemampuan memahami makna hubungan antarumat beragama.

Ada kesadaran bahwa perbedaan agama merupakan kenyataan sosial dan bahkan merupakan sunnatullah tentang kehidupan manusia.

Secara tegas pesan-pesan kitab suci semua agama sebenarnya mengajarkan tentang kenyataan keberadaan perbedaan keyakinan.

Kitab suci sebagai firman Tuhan memberikan keleluasaan kepada manusia mengembangkan keyakinannya sendiri, yang sangat mungkin berbeda dari orang lain.

Tuhan memberikan kesempatan mengembangkan  keyakinan masing-masing manusia dengan dilandasi kesadaan pemikiran dan kualitas pemahamannya.

Keyakinan berlandaskan kesadaran pemikiran dan pemahaman itu pada tataran aplikatif selayaknya mampu mewujudkan nilai-nilai Ketuhanan melalui kasih sayang, semangat persaudaraan antar sesama.

Bukankah semua agama diturunkan Tuhan untuk kepentingan manusia, agar mampu mengembangkan semangat peduli sesama, saling asih, asah dan asuh. Sebuah sikap yang jika dilaksanakan pada tataran hubungan sosial akan menyuntikkan perdamaian antar manusia, antar pemeluk  agama.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini