Oleh: MH. Said Abdullah, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI
TRIBUNNERS - Sebuah negeri berpenduduk Muslim terbesar dunia, Indonesia kembali memberikan kebanggaan luar biasa ketika perayaan Natal berlangsung penuh kedamaian.
Inilah keramahan dan sikap persaudaran rakyat Indonesia yang terbangun tanpa sekat-sekat perbedaan agama. Kegiatan seluruh penganut agama hampir sepenuhnya berlangsung damai.
Pada perayaan Natal tahun ini semua berjalan lancar. Umat Kristiani di berbagai daerah tenang merayakan Natal secara hikmad.
Di beberapa daerah partisipasi umat Islam pun seperti mengamankan terlihat jelas mempertegas semangat persaudaraan sebagai bangsa yang luar biasa.
Senada seperti ketika Idul Fitri dan Idul Adha, umat Kristiani dan pemeluk agama lainnya ikut serta membantu mempersiapkan umat Islam merayakan hari rayanya.
Sebagai bangsa besar berpenduduk sekitar 250 juta, peringatan keagamaan berjalan damai pada seluruh umat beragama yang berbeda merupakan gambaran riil tentang kedewasaan rakyat Indonesia.
Hampir seluruh penduduk negeri ini dari pengalaman pelaksanaan kegiatan keagamaan memperlihatkan kemampuan memahami makna hubungan antarumat beragama.
Ada kesadaran bahwa perbedaan agama merupakan kenyataan sosial dan bahkan merupakan sunnatullah tentang kehidupan manusia.
Secara tegas pesan-pesan kitab suci semua agama sebenarnya mengajarkan tentang kenyataan keberadaan perbedaan keyakinan.
Kitab suci sebagai firman Tuhan memberikan keleluasaan kepada manusia mengembangkan keyakinannya sendiri, yang sangat mungkin berbeda dari orang lain.
Tuhan memberikan kesempatan mengembangkan keyakinan masing-masing manusia dengan dilandasi kesadaan pemikiran dan kualitas pemahamannya.
Keyakinan berlandaskan kesadaran pemikiran dan pemahaman itu pada tataran aplikatif selayaknya mampu mewujudkan nilai-nilai Ketuhanan melalui kasih sayang, semangat persaudaraan antar sesama.
Bukankah semua agama diturunkan Tuhan untuk kepentingan manusia, agar mampu mengembangkan semangat peduli sesama, saling asih, asah dan asuh. Sebuah sikap yang jika dilaksanakan pada tataran hubungan sosial akan menyuntikkan perdamaian antar manusia, antar pemeluk agama.