News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lagu Bagimu Negeri yang Mendadak Musyrik Setelah 75 Tahun

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taufik Ismail

Tulisan T Agus Khaidir

TAUFIK Ismail jadi berita lagi. Bukan lantaran menangis tersedu-sedu di atas panggung saat membacakan puisi atau berpidato sebagaimana biasanya.

Ini kali dia marah. Dan marahnya sungguh dahsyat.

"Saya dan teman-teman menolak lagu Bagimu Negeri," katanya saat berbicara di satu podium di Jakarta, dua hari lalu.

Kenapa dia menolak? "Lagu itu musyrik," ujarnya pula. Musyrik lantaran bait akhirnya yang berbunyi: "bagimu negeri jiwa raga kami."

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kata 'musyrik' sudah dicatat sebagai serapan dari Bahasa Arab. Ada dua arti. Pertama, "orang yang menyekutukan (menyerikatkan) Allah Swt. Kedua, "orang yang memuja berhala".

Bagimu Negeri bukanlah lagu yang asing bagi kita warga negara Republik Indonesia.

Bagimu Negeri adalah lagu nasional dan boleh dibilang merupakan lagu nasional yang paling sering dilantunkan setelah Indonesia Raya.

Kusbini menciptakannya di tahun 1942 dan selama 75 tahun baik-baik saja sampai Taufik Ismail mendadak mempersoalkannya.

Menurut Taufik, kemusyrikan lagu Bagimu Negeri terletak pada kata 'jiwa', 'raga', dan 'kami'.

Menurut Taufik, jiwa dan raga tidak semestinya diberikan kepada 'negeri'. Melainkan semata- mata kepada Allah Swt, kepada Tuhan pencipta semesta dan segenap kehidupan.

Dan Taufik, juga teman-temannya, menolak menjadi bagian dari 'kami'.

"Jiwa raga ini diberi karunia oleh Allah, yang Maha Pencipta, dan jiwa ini kembali kepada Allah. Tidak pada yang lain," kata Taufik pula.

Taufik Ismail bertahun-tahun menjadi penyair, dan sebagai penyair yang sudah berumur tentunya dia memahami betul mana yang metafora dan mana yang harfiah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini