Oleh: Alex Palit
Disebut bambu junjung derajat “TulungAgung”, lantaran bambu unik bernama junjung ini saya peroleh dari kota Tulungagung, Jawa Timur. Makanya bambu ini saya beri nama bambu junjung derajat “TulungAgung”.
Dalam khasanah “Ngaji Deling”, bambu unik junder ini pemaknaannya sering dikaitkan sebagai perwujudan laku seseorang untuk meningkatkan derajatnya dihadapan Gusti Alloh, juga perwujudan laku seseorang di tengah kehidupan sosial.
Menurut peNgaji Deling Umi Badriyah dari Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) menyebutkan, dikatakan junjung derajat, di mana dalam sebatang bambu tersebut terdapat beberapa ros yang jaraknya berdekatan seperti menumpuk.
Di mana batang bambu ini merupakan tiang, pancer dan wadah dari perwujudan dan penyatuan semua rasa dari tumpukan ros tersebut.
Adapun inti dari junjung derajat adalah mengangkat derajatnya, di mana dengan segala daya dan upaya seseorang mampu mengangkat dirinya, derajatnya di atas, tidak sama dengan orang umumnya, sebagai karakter orang yang linuwih.
“Pada dasarnya manusia yang memiliki ilmu junjung derajat akan mendapat ilham dari Alloh. Termasuk ia akan diangkat derajatnya oleh Gusti Alloh,” ujar Umi Badriyah. Di mana pancaran energi makro kosmos junjung derajat ini secara otomatis akan menjadikan manusia tersebut tampak punya kharisma, wibawa, dapat dipercaya, juga amanah dalam mengemban dan menjalankan tugas tanggungjawabnya, katanya lebih lanjut.
Bahkan disebutkan, dalam dunia politik bahwa legitimasi seorang pemimpin pun akan terjunjung derajatnya manakala dalam kepemimpinannya dibekali pulung “Bambu Junjung Derajat”.
Junjung derajat, atau seorang calon pemimpin akan terjunjung derajatnya itu adalah hasil buah suka duka seperti tergambar pada tongkat bambu “Songgolangit” sebelum yang bersangkutan mengemban tugas yang diamanahkan kepada dirinya.
Itulah uniknya bambu unik. Selain memiliki sentuhan artistik sebagai karya cipta seni alami untuk pajangan dekoratif, juga dinilai mengandung muatan simbol-simbol atau bahasa tanda untuk dimengerti yang tersembunyi berisikan pesan yang tersurat maupun tersirat didalamnya. Termasuk ada yang meyakini bahwa bahwa bambu unik dengan spesifikasi bentuk tertentu memiliku tuah bawaan alami.
Simbol-simbol, bahasa tanda, atau kandungan pesan didalamnya inilah yang kemudian untuk dibaca dan diterjemahkan oleh manusia sebagai kitab tanpo waton, tanpo tinulis neng diwoco (kitab tak terlihat, tidak ditulis tapi bisa dibaca) yang memuat pesan dari gambaran simbol-simbol atau bahasa tanda yang ada. Seperti halnya pada bambu junjung derajat.
Setidaknya dari sini pula kita diajak untuk membaca, mengagumi tanda-tanda kebesaran alam, sekaligus menjadi bukti atas kebesaran Sang Maha Pencipta, kendati lewat sepotong bambu (deling).
Lewat tanda-tanda kebesaran alam walau hanya dari sepotong bambu ini akan semakin menebalkan iman dan keimanan juga ketakjuban kita akan kebesaran Tuhan Semesta Alam sebagai Sang Maha Pencipta.
Bagi Anda yang serius berminat alih rawat bambu unik junjung derajat “TulungAgung” ini silahkan di WA 082298277057, atau inbox Alex Palit. Monggo, sing penting nggak gagal paham!!!
* Alex Palit, citizen jurnalis, pecinta dan kolektor bambu unik, peNgaji Deling “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara’ (KPBUN), Pemimpin Redaksi Bambuunik.com