TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan pemerintah bisa mempercepat pembangunan tol Serpong - Kunciran sepanjang 11,2 kilometer. Salah satu caranya dengan membantu proses pengadaan tanah dan pembangunan kontruksi guna.
"Keberadaan jalan tol ini dinilai strategis menghubungkan akses mobilitas karena bagian dari JORR II," ujar Djoko, Rabu (31/5/2017).
Namun Djoko mengatakan, untuk membangun jalan tol memang membutuhkan dana yang besar yaitu Rp 2,6 triliun (Rp1,6 triliun untuk konstruksi dan Rp 990 miliar untuk pembebasan tanah). Biaya sebesar itu tentunya terlalu tinggi apabila sepenuhnya dibebankan kepada investor.
"Untuk itu perlu dana talangan dari pemerintah," Jelas Djoko.
Djoko beranggapan insentif yang diberikan pemerintah saat ini sudah sangat memadai. Jika ada keterlambatan dilapangan biasanya karena faktor teknis yang sebenarnya tinggal dikoordinasikan investor dengan pemerintah.
Djoko berpandangan pembebasan tanah tol Kunciran-Serpong yang sudah mencapai 85 persen sebenarnya tergolong cepat.
"Tinggal PT Marga Trans Nusantara selaku investor untuk menyiapkan pendanaan untuk memulai konstruksi," kata Djoko.
Tol Serpong-Kunciran terbagi dalam dua seksi pekerjaan yakni Kunciran-Parigi dan Parigi-Serpong, nantinya ruas ini merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road II (JORR II), meliputi Bandara Soekarno Hatta-Kunciran-Serpong-Cinere-Jagorawi-Cibitung-Cilincing-Tanjung Priok.
Pemerintah juga telah meluncurkan skema pendanaan pengadaan tanah untuk proyek strategis nasional salah satunya diperuntukan bagi pembangunan Kunciran - Serpong.
JORR II meliputi ruas tol Cengkareng-Kunciran sepanjang 15,2 Km investasi Rp 3,49 triliun, Kunciran-Serpong sepanjang 11,2Km investasi Rp 2,62 triliun, ruas Serpong-Cinere 10,14 Km investasi Rp 2,21 triliun, Cinere-Jagorawi sepanjang 14,6 Km investasi Rp 3,17 triliun yang berada di sisi barat.