News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Gas Jambaran-Tiung Biru Berdampak Positif Untuk Ekonomi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif ReforMiner Institue Komaidi Notonegoro menilai, kesepakatan harga gas antara Pertamina dan PLN di Jambaran-Tiung Biru, sangat positif dan bernilai strategis tinggi. Banyak dampak ekonomi dihasilkan, mulai sektor tenaga kerja hingga industri.

“Sangat strategis dan positif. Banyak mulitiplier effect sektor ekonomi yang bisa digerakkan,” kata Komaidi, Sabtu (22/9/2017).

Menurut Komaidi, dampak ekonomi yang dihasilkan memang luar biasa. Termasuk di antaranya, bahwa pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru sangat vital untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia, khususnya listrik dan industri di Jawa.

Baca: Sopir Grab Korban Pembunuhan Tinggalkan Dua Balita

“Listrik juga akan menggerakkan sektor-sektor lain. Di sektor pertanian, misalnya, akan memberi nilai tambah industri pupuk dan petrokimia,” jelas Komaidi.

Komaidi pun yakin Hambaran-Tiung Biru bisa mempercepat utilisasi pipa gas Gresik-Semarang, sehingga proyek-proyek yang sempat tetunda dan keekonomiannya diragukan, semua akan kembali berjalan satu per satu.

Baca: Jokowi Diminta Klarifikasi Pernyataan Panglima TNI soal Pasokan 5 Ribu Senjata Ilegal


Khusus sektor industri, Jambaran-Tiung Biru menjadi solusi pemenuhan kebutuhan pasokan gas. Benar bahwa saat ini LNG sedang melimpah, karena kilang minyak di beberapa negara, seperti Qatar, Australia, dan Papua Nugini sedang banyak. Tetapi Komaidi mengingatkan, bahwa industri tidak boleh berpikir terlalu mikro dan jangka pendek.

“Gas yang sedang banyak ini hanya bertahan hingga 2018. Padahal, industri harus berpikir hingga 2025-2030. Artinya, industri pun membutuhkan pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru,” papar Komaidi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini