Oleh: Alex Palit
Tidak seperti biasa, tumben pagi itu kok lumayan ramai seperti sedang menunggu kedatangan sesorang.
Saya pun menanyakan ke pak Upik, “Ada Sandiaga Uno mau ke sini,” jawab kuncen makam Pangeran Sanghyang.
Lokasi makam Pangeran Sanghyang itu sendiri letaknya terpisah tak jauh dari makam Pangeran Jayakarta yang berada di area masjid Assalafiyah, Jatinegara Kaum – Jakarta Timur.
Benar juga, tak lama kemudian Sandiaga datang bersama rombongannya memasuki pintu gerbang, termasuk salah satunya ada yang saya kenal yaitu Yuga Aden.
Beberapa orang pun dari rombongan Sandiaga Uno masuk ke bangunan berziarah ke tempat makam Pangeran Sanghyang.
Saat memasuki pintu gerbang, saya pun ikut menyambutnya dan salam-salaman berjabat tangan.
“Kenalkan saya Sandiaga Uno,” memperkenalkan diri.
Saya pun ikut memperkenalkan diri sambil menyebut nama dan menyebut bahwa saya tukang sapu temannya Budi Purnomo dan Yuga Aden.
“Oh ya..!” kata Sandi Uno sambil mengembangkan senyumnya.
Mungkin saat itu dibenak Sandi Uno sempat terlintas tim suksesnya kenalannya sampai tukang sapu kuburan.
Kita dulu pernah sama-sama pernah berprofesi jadi wartawan. Malah dengan Budi Purnomo, saya pernah seatap waktu di harian Surya (Surabaya) dan Persda Kompas – Gramedia.
Hanya beda nasib, kalau Budi Purnomo dan Yuga Aden jadi tim suksesnya Sandiaga Uno, sementara saya jadi relawan tukang sapu kuburan.
Saat itu putra Mien Uno lagi gencar-gencarnya sosialisasi untuk pencalonan dirinya maju sebagai gubernur, sebelumnya penetapan akhirnya dipasangkan duet Anies – Sandi sebagai cagub dan cawagub di Pilkada DKI Jakarta 2017.