Terhitung kala itu sekitar empat bulan saya menjalani kehidupan menjadi relawan tukang sapu kuburan di makam Pangeran Sanghyang. Dan saya menikmati itu semua sebagai pengalaman perjalanan spiritual.
Kini frekuensi saya ke makam Pangeran Sanghyang tidak serutin dulu lagi yang pernah tiap hari kala jadi relawan tukang sapu kuburan.
Dan saya pun nggak tau. setelah memenangi kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 apakah Sandiaga Uno pernah datang berziarah lagi ke makam Pangeran Sanghayang. Mungkin sudah terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan janji politiknya.
Saya sendiri juga nggak tau, ditengah ramainya pernyataan kontroversi Anies Baswedan soal TGUPP, apakah kedua sahabat saya sejak awal menjadi timses Sandi Uno itu masuk di tim tersebut. Semoga saja, selamat bekerja dan sukses selalu.
Termasuk semoga wagub DKI Jakarta yang pernah bersalam-salaman dengan tukang sapu kuburan ini tidak lupa doanya dan janji politiknya untuk menjadi pemimpin yang amanah dalam memajukan kota dan membahagiakan warganya.
Sementara saya sendiri, walau tidak tidak serutin dulu lagi, saya tetap menyempatkan diri main ke Pangeran Sanghyang, karena tempat ini sangat nyaman buat saya bertafakur alam di tengah keteduhan rindangnya pohon bambu sambil syukur-syukur ketemu bambu petuk atau bambu unik lainnya.
Dan saya pun kini kembali seperti yang dulu menikmati menjadi citizen jurnalis, menulis, dan menulis apa adanya tentang apa saja.
* Alex Palit, citizen jurnalis, admin Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), penulis buku “God Bless and You: Rock Humanisme” penerbit Elex Media Komputindo (2017).