News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Meneropong Sandinomics dan Tantangannya

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Sabang-Merauke Circle, Syahganda Nainggolan.

2. Surplus Fiskal

Dalam forum diskusi "Putinomics" yang sama, Sandi tidak menyukai anggaran defisit dalam anggaran negara.

Dalam kasus APBD DKI, Sandi tidak mempermasalahkan capaian penyerapan anggaran, sepanjang anggaran yang tidak digunakan memang ternyata dapat dihemat atau tidak dijalankan karena realitasnya tidak perlu. Dan tentunya anggaran yang dihemat merupakan surplus yang dapat digunakan sebagai cadangan.

Sandi mengkritik kebiasan penyusunan anggaran yang selalu defisit, apalagi jika digunakan dengan cara berhutang.

3. Pro Poor dan UKM

Sandi dalam melihat kemiskinan sudah disinggung di atas, merespon dengan usaha penyediaan pangan murah, sehingga terjangkau rakyat miskin.

Namun, lebih jauh lagi, yang dilakukan Sandi dalam kebijakan dan aksi (di skala Jakarta) adalah menciptakan kemampuan "entrepreneurship", sehingga tercipta lapangan kerja baru dan "income generating" dari kalangan bawah, perempuan dan kaum muda millenial.

4. Perumahan Murah

Program pangan dan papan adalah "basic" bagi masyarakat bawah. Thaksin di Thailand sangat dikenang karena keberhasilannya membangun perumahan rakyat.

Di Jakarta, Sandi melakukan terobosan pengadaan rumah bagi kalangan menengah bawah, dikenal sebagai program Dp 0%. Komitmen ini penting mengingat rumah merupakan asset penting bagi kaum bawah.

Dan selama ini, pengadaan rumah dikontrol kartel bisnis properti, sehingga tidak mampu dijangkau rakyat kecil.

Tentu syarat penghasilan keluarga rp 7 juta terasa tinggi untuk rakyat, khususnya di luar JAKARTA. Namun, sebagai "embrio", kebijakan ini dapat disempurnakan untuk skala nasional.

5. "Market Friendly" dan hadirnya negara

Sandi tentu saja seorang penganut "free market". Sebagai "investment banker" yang sukses, Sandi menghargai pasar mengatur dunia usaha.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini