Sang sahabat saya itu mengaku memiliki idialisme yang tinggi. "Saya bilang pengganti LNM harus memiliki kompetensi dan PSSI harus trasparan," tuturnya. Maka konsep dasar yang besar pun dibuat.
Berulang-ulang dua sahabat saya itu bertemu dengan para pejabat. Merancang dan terus membuat konsep untuk memajukan sepakbola nasional. Tapi di tengah jalan, ia mengaku ditelikung. Sang pejabat meninggalkannya. Akibatnya kasudls berulang.
"ER yang terpilih ternyata tak memiliki kualifikasi seperti yang diharapkan. Akibatnya tak ada perubahan berarti bagi PSSI!" tegasnya.
Sahabat saya itu secara tegas dan jelas menyebut nama-nama besar, peran serta keterlibatan masing-masing. Namun, sahabat saya itu meminta untuk tidak dulu menuliskan nama-nama itu. "Saya akan temui mereka untuk meminta pertanggungjawaban mereka atas gagal bangkitnya organisasi PSSI!" kisahnya.
Niat yang baik itu saya sangsikan akan berhasil, tapi sahabat saya itu tetap optimis, "Kalau mereka menolak, maka akan saya buka siapa saja dan peran yang mereka mainkan. Saya tidak takut, tujuan saya hanya satu PSSI harus berubah menjadi lebih baik!"
Alhamdulillah sahabat saya itu telah sadar. Mudah-mudahan usahanya juga berhasil.
Hmmmmm, ayooo tebak, siapa saja yang terlibat menggulingkan LNM dan mengangkat ER? Lalu, siapa yang sekarang mulai tetiak-teriak agar ER dilengserkan?
Sejahil apa pun perbuatan kita dan sepandai apapun kita menyembunyikannya, satu saat akan terbuka juga. Gusti Allah mboten sare....
Semoga bermanfaat.
*M. Nigara, Wartawan sepakbola senior