TRIBUNNEWS.COM - Di ruang kedatangan Bandara Praya Lombok NTB, Letjen Doni Monardo melemparkan sebuah teka teki: apa persamaan jalanan dari Bandara Lombok ke kota dengan jalanan dari Bandara Changi Singapore ke kawasan pusat kota?
Sebelumnya, mantan Komandan Jenderal Kopassus itu berdialog dengan seseorang: sudah berapa kali Anda ke Lombok? Kapan terakhir Anda ke Lombok? Apa Anda pernah ke Singapore?
Oke mari kita abaikan dulu jawaban untuk teka teki "iseng" sang letnan jenderal yang tak pernah lepas menenteng tumblernya itu. Sejenak kita tengok ke belakang.
Alkisah sekitar tahun 2010-2011, saat Kolonel Doni Monardo menjabat Danrem Surya Kencana Bogor, suatu siang berdering telpon selulernya. Di seberang berbicara Kolonel Laut Octavian Amarulla, ajudan presiden RI (Sekarang Dan Sesko AL).
Atas arahan presiden SBY, Octavian bertanya ke Kolonel Doni apa masih punya stock bibit pohon trembesi.
Baca: Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR, Kepala BNPB Doni Monardo Paparkan Potensi Bencana Alam
Doni bertanya balik untuk apa, perlunya berapa banyak, dan mau ditanam dimana.
Singkat cerita, 10.000 bibit pohon trembesi rata rata setinggi 1 meter Doni siapkan.
Dari lokasi pembibitan kemudian diangkut ke Lombok Nusa Tenggara Barat.
Tujuan penanaman sepanjang jalan sekitar 30-an km mulai dari mulut Bandara Praya Lombok menyusuri kiri kanan jalan menuju pusat kota.
Paguyuban Budiasi
Kenapa trembesi? Pohon ini termasuk sakti karena terbukti memiliki manfaat hebat untuk lingkungan.
Trembesi dipercaya ampuh menurunkan dampak pemanasan global yang mengancam bumi.
Di Indonesia trembesi juga dikenal dengn sebutan pohon hujan.
Orang Sunda memanggilnya Kihujan.