Penulis: Wina Armada Sukardi
KESEBELASAN nasional Indonesia bukan saja baru keok 1-3 dari Vietnam di depan para pendukungnya sendiri, tapi juga kalah secara sangat memalukan.
Para pemain Indonesia dalam pertandingan itu tampil frustasi dan kasar.
Kalau saja lawan sedang tidak unggul, boleh jadi perilaku kasar pemain Indonesia itu sudah mendapat setidaknya tiga kartu merah.
Para pemain kita dalam pertandingan itu secara sengaja dan demonstratif menyiku, menebas dan mendorong lawan.
Untung saja wasit tidak mengeluarkan kartu merah.
Selain itu, para pemain kita itu bermain seperti tanpa motivasi menang sama sekali.
Apalagi fisiknya juga bukan seperti atlet profesional, melainkan lebih amatir dari amatir.
Pendeknya, penampilan tim nasional kita bagaikan kesebelasan yang baru belajar sepak bola dengan malas-malasan. Memalukan sekali!
Saya sebenarnya sudah lama tidak menulis atau membahas persepakbolaan Indonesia.
Dulu saya sering menulis di harian sore Sinar Harapan yang kala itu masih cukup terkenal.
Kala itu di harian yang sama yang sering penulis sepak bola, sobat John Halmahera.
Saya sering juga menulis di harian Merdeka milik keluarga B.M Diah, yang kemudian harian tersebut saya take over.
Kala saya sering menulis di harian Merdeka, redaktur olahraganya, Ponco Siswanto, yang kemudian juga jadi redaktur olah raga harian Prioritas.
Setelah itu saya cuma sekali-kali menulis analisis persepakbolaan, terutama klub-klub internasional.
Namun melihat penampilan kesebelasan Indonesia belakangan ini yang sudah terpuruk pada titik nadir, menggebah diri saya untuk menulis kembali.
Kali ini saya ingin menguak kelemahan-kelemahan tim nasional Indonesia. Setidaknya ada 10 (sepuluh) kelemahan kesebelasan nasional. (Bersambung)