Hasilnya, Thailand tampil sebagai pemenang dengan skor 3-2. Sementara itu, Indoensia dan Thailand mendapat sanksi dari Federation of International Football Association (FIFA), sedangkan Mursyid Effendi dilarang tampil di laga internasional seumur hidup.
Benarkah KLB PSSI hari ini akan membeli "gajah" dalam karung, dan prosesnya pun akan seperti permainan sepak bola gajah? Lalu siapa pawangnya?
Bila mencermati isi "curhat" ke-4 di atas, maka patut diduga pawang dari "sepak bola gajah" KLB adalah oknum-oknum anggota Exco PSSI. Benarkah? Biarlah waktu yang bicara.
Bila memang "9 gajah" itu mencium aroma kental money politics (politik uang) dari salah satu "gajah" kepada voter-voter, mengapa mereka tidak mencoba menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengawal jalannya kongres?
Atau, setelah membaca "curhat" "9 gajah" di media massa, akankah secara diam-diam KPK turun tangan melakukan operasi senyap dalam KLB?
Sudahkah KPK melakukan penyadapan terhadap para "gajah" dan tim suksesnya serta para voter?
Kita tidak tahu pasti, sebagaimana kita juga tidak tahu apakah KLB ini berjalan mulus, tinggal ketok palu sebagaimana skenario pawang, atau ada gejolak, bahkan "9 gajah" ramai-ramai mundur bersama sehingga Iwan Bule terpaksa melawan angin, melawan kotak kosong?
Siapa pun yang akan terpilih, bila melihat proses KLB, maka kondisi PSSI empat tahun ke depan tidak akan lebih baik dari saat ini. Tidak mustahil pula ketua umum yang terpilih akan dilengserkan di tengah jalan sebagaimana Edy Rahmayadi.
Kalau sudah begini, harapan Presiden Joko Widodo agar KLB PSSI menghasilkan ketua umum yang berintegritas pun bak cinta bertepuk sebelah tangan. Itulah!
Karyudi Sutajah Putra,pegiat media, tinggal di Jakarta.