"Saat ini Presiden Jokowi tidak mempunyai pemahaman yang utuh tentang Aceh sehingga masih banyak permasalahan di Aceh yang belum dituntaskan sebagaimana mestinya," papar Suhendra.
Menurut Suhendra, dalam kesempatan pertama apabila bertemu dengan Presiden Joko Widodo, beliau akan memberikan gambaran utuh tentang masalah Aceh beserta solusi yang harus dilakukan pemerintah pusat.
"Aceh adalah beranda dan simpul utama dalam konsep Sabuk Nusantara, jadi selayaknya mendapatkan perhatian dan keistimewaan penanganan oleh pemerintah pusat. Kalau Aceh dengan segala potensi SDM dan SDA- nya dapat diberdayakan dengan baik, maka saya yakin secara geopolitik global Indonesia akan aman dan kuat," jelas Suhendra.
Langkah besar Suhendra tidak berhenti di Aceh. Beliau langsung melakukan lompatan jauh ke wilayah paling timur Indonesia, yaitu Papua. Bukan pejabat negara atau aparat keamanan yang didekati, Suhendra langsung mendekati sumber api yang membara di Papua.
Entah dengan jurus intelijen bagaimana, yang saya tahu beliau langsung bisa melakukan pendekatan personal yang akrab dengan pucuk pimpinan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pimpinan Benny Wenda, yaitu Markus Yenu yang merupakan orang kepercayaan Benny Wenda di Papua.
Dialog personal kembali dibangun, dan berdasarkan pengamatan saya, Suhendra adalah tipikal pendengar yang baik. Jadi siapa pun akan merasa nyaman berdialog dengan beliau.
Masalah mendasar tentang mengapa konflik di Papua tak kunjung padam selama kurun waktu 56 tahun telah diserap dan sudah ada di genggaman Suhendra. Beliau akan kembali memainkan perannya sebagai anak bangsa untuk membantu memecahkan masalah.
"Ternyata selama ini Presiden Jokowi telah mendapatkan masukan yang kurang tepat tentang Papua, sehingga diagnosis masalah yang diberikan kepada rakyat Papua menjadi tidak tepat. Ibaratnya Presiden Jokowi sedang mengejar asap di Bumi Cendrawasih, bukan mendekati sumber apinya. Padahal saya tahu persis perhatian Presiden Jokowi terhadap Papua sangat besar," ujar Suhendra menjelaskan.
Dengan melihat kiprah yang begitu lincah memainkan perannya, seharusnya Presiden Jokowi meluangkan waktu untuk bertemu Suhendra, agar simpul masalah yang terjadi di Aceh dan Papua dapat terurai dengan baik, sehingga sumber api dapat dipadamkan dengan tindakan yang tepat sasaran dari pemerintah pusat.
"Saya punya keyakinan tinggi, kalau Presiden Jokowi mendengarkan uraian saya tentang Aceh dan Papua beserta solusi masalah yang akan saya sarankan, permasalahan di Aceh dan Papua akan terselesaikan dengan cepat dan tepat. Konsep Sabuk Nusantara yang saya gagas dapat menjadi potensi bangsa ini untuk menapak maju menghadapi tantangan zaman," papar Suhendra.
Entah kiprah apa lagi yang hendak Suhendra mainkan untuk membantu memecahkan permasalahan bangsa ini. Yang jelas menurut saya bangsa ini akan rugi besar kalau potensi besar seperti Suhendra Hadikuntono ini tidak diberdayakan.
Tapi entah mengapa saya punya keyakinan yang kuat, sebenarnya radar Presiden Jokowi sudah intens menyorot dan mengamati gerak langkah Suhendra, sehingga tinggal tunggu momentum yang tepat untuk menarik Suhendra ke dalam lingkaran terdekat Presiden.
Semoga potensi bangsa yang besar ini tidak terbuang sia-sia.
Rudi S Kamri, Pemerhati Sosial-Politik.