Oleh: Zainul A. Sukrin
PARTAI Demokrat merupakan partai yang paling berjaya setelah reformasi bergulir.
Setelah dicetuskan tahun 2001, Partai Demokrat langsung menjadi partai papan tengah pada pemilu 2004, dan menjadi partai pemenang pemilu di tahun 2009.
Kejayaan Partai Demokrat tidak terlepas dari munculnya tokoh utama pada pentas politik nasional yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
SBY dan Partai Demokrat mampu menjawab kegelisahan dan kecemasan rakyat pada awal reformasi.
Terutama ketidakpercayaan rakyat terhadap elite dan partai politik lama yang korup.
Oleh sebabnya, SBY dan Partai Demokrat sebagai partai baru dan figur baru yang demokratis dan bersih dari issue korupsi, ternyata kejayaan Partai Demokrat tidak mampu bertahan lama.
Anjloknya perolehan suara Partai Demikrat, tidak terlepas dengan banyaknya kader dan elite partainya terlibat skandal korupsi kasus Hambalang dan Wisma Atlet.
Terutama Anas Urbaningrum selaku Ketua Umum Partai Demokrat hasil Munas di Bandung tahun 2010.
Keterlibatan elite dan kader dalam kasus korupsi tersebut sebagai pukulan telak yang mematikan untuk Partai Demokrat.
Sehingga harus ada terobosan dan tawaran baru untuk mengembalikan popularitas/kejayaan Partai Demokrat sendiri.
Baca: BREAKING NEWS Satu Mahasiswa Unibraw Kena Corona, Gedung Jurusan Teknik Industri Kini Diisolasi
Baca: 5 Gejala Demam Berdarah Dengue yang Sering Disepelekan, dari Demam Tinggi hingga Nyeri Otot
Kongres V Partai Demokrat Menggandeng Anak Muda
Pada 15 Maret 2020 Partai Demokrat akan menyelenggarakan Kongres Ke-5.
Sudah bisa diprediksi bahwa Ketua Umum Partai Demokrat yang akan terpilih pada Kongres nanti, besar kemungkinan akan ditentukan oleh SBY.
SBY berkepentingan untuk mengembalikan kejayaan partai yang didirikan pas hari ulang tahunnya tersebut yaitu 9 September.
Cita untuk mengembalikan kejayaan partai tersebut terintegral dengan kepentingan untuk melanjutkan Trah Yudhoyono-nya.
Hadirnya sosok muda Agus Harimurti Yudhoyono yang akrab disapa AHY, dalam kancah politik nasional, memberikan energi baru bagi Partai Demokrat.
Putra pertama SBY ini, semula berlatar belakang militer, rela meninggalkan karir militernya untuk terjun ke dalam dunia politik praktis.
Perkiraan arah angin dalam Kongres V Partai Demokrat yang akan di gelar pada tanggal 15 Maret 2020 yang dikenal dengan istilah “One Day Congress” sudah bisa dibaca, dengan santernya nama AHY yang akan menggantikan SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020 - 2025.
Baca: Cerita ABK World Dream Usai Diobservasi di Pulau Sebaru 14 Hari
Baca: Chord Gitar dan Lirik Lagu Tak Mungkin Bersama - Judika, Lengkap dengan Link Download MP3
Sosok AHY yang akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat mendatang, akan mampu merepresentasikan kebutuhan politik kekinian dan akan digandrungi oleh kelompok milenial.
AHY akan meretas masa kelam Partai Demokrat di awal 2012 yang lalu. Karena AHY sendiri figur muda baru yang terjun di dunia politik.
AHY relatif bersih dari skandal korupsi yang menodai partai yang memiliki program anti korupsi tersebut.
Terobosan dan arah baru Partai Demokrat tersebut harus secara totalitas.
Maksudnya ialah Partai Demokrat harus berbeda dengan partai politik yang lain yang masih diduduki figur lama dan tua.
Artinya jika AHY diaklamasikan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada forum Kongres Ke-5, baiknya yang mendampingi AHY dalam kepengurusan, khususnya pada posisi Sekretaris Jenderal harus pula merepresentasikan anak muda, yang memiliki kemampuan mengelola organisasi dan berpengalaman dalam dunia pergerakan politik.
Menggandeng anak muda pada posisi strategis seperti Sekretaris Jenderal, akan berdampak positif pada citra dan popularitas Partai Demokrat.
Soalnya saat ini, Partai Demokrat seperti partai lama yang dicetuskan kembali.
Artinya harus semenarik mungkin jika dipasarkan ke rakyat.
Figur muda yang mendampingi AHY harus memiliki kemampuan dan jaringan yang mengakar.
Sosok seperti Muhammad Rifai Darus (MRD) perlu dipertimbangkan untuk menjadi Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, putra asli tanah papua tersebut, sangat layak untuk dampingi AHY.
MRD mengenyam pendidikan setara SMA pada Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta Solo, lulusan Fakultas Hukum Universitas Cendrawasih Papua dan mengambil Master di Pasca Sarjana Universitas Jayabaya, rekam jejak keorganisasian tidak perlu diragukan.
Di masa pergerakan mahasiswa, dia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yaitu organisasi yang memiliki relasi yang erat dengan ormas Islam Nahdhatul Ulama, mantan Ketua Umum DPP KNPI.
Sedangkan dalam kepengurusan Partai Demokrat, sempat menjadi Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Papua dan sampai dengan sekarang menjadi Wakil Sekretaris Jenderal DPP PD yang banyak mendampingi kerja-kerja Sekjen Demokrat saat ini Bung Hinca Pandjaitan.
* Zainul A. Sukrin: Direktur Politika Institute