News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Memahami Kerusakan dan Perkuat Optimisme

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Oleh Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Masih berselimut gelisah dan cemas oleh pandemi virus corona, masyarakat jangan lagi diteror dengan dramatisasi atas fakta memburuknya kinerja perekonomian negara.Sebaliknya, optimisme bersama harus dibangun dan terus diperkuat dengan keyakinan bahwa masa-masa sulit seperti sekarang akan bisa dilalui pada waktunya.

Tidak hanya masyarakat Indonesia, komunitas global pun tahu dan sedang merasakan ragam kerusakan akibat wabah Virus Corona (nCoV-19) yang telah berstatus pandemi global itu.

Baca: Terjangkit Virus Corona, Paulo Maldini Dapat Dukungan dari Fransesco Totti, Carles Puyol hingga Kaka

Semua orang, di mana pun di dunia ini, merasa takut. Hingga pekan kedua Maret 2020, wabah nCoV-19 penyebab sakit Covid-19 telah mewabah di 160 negara. Jumlah pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 diperkirakan 250 ribu orang. Jumlah yang meninggal mencapai lebih dari 10.000 pasien. Sementara ini, Italia tercatat sebagai negara dengan jumlah pasien meninggal tertinggi, mencapai 3.405 pasien per Kamis (19/3).

Di Indonesia pun jumlah pasien positif Covid 19 terus bertambah. Sebagaimana data resmi pemerintah, disebutkan bahwa sejak Jumat (20/3) hingga Sabtu (21/3) siang, ada penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 81 orang. 

Baca: Peta Wisma Atlet Kemayoran, Zona Hijau Disemprot Disinfektan, Kuning Wajib Masker dan Merah APD

Dengan begitu, total pasien Covid-19 pada hari itu bertambah pula menjadi 450 pasien dan tersebar di 16 provinsi. Untuk memperkecil akses penularan, beberapa provinsi dan kota sudah meningkatkan pembatasan mobilitas bagi warga.

Tidak hanya meliburkan sekolah, pemerintah provinsi DKI Jakarta bahkan meminta perusahaan menutup kantor dan membiarkan karyawan bekerja di rumah. Juga meniadakan sementara ibadah bersama di rumah-rumah ibadah.

Baca: Dokter Handoko Gunawan: Virus Corona Seukuran 120 Nanometer

Tidak kurang dari Sembilan daerah sudah menetapkan darurat Corona.  Melengkapi dan memperkuat inisiatif sejumlah pemerintah daerah itu, Kepolisian RI pun mengeluarkan maklumat. Dalam maklumat itu, Polri mengimbau agar kegiatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun di lingkungan sendiri, untuk sementara ini ditiadakan.

Maklumat dengan kode Mak/2/III/2020 ini ditandatangani Kapolri Jenderal Idham Azis Idham pada Kamis (19/3). Negara tampak telah all out mereduksi dampak wabah nCov-19. Selain menyiapkan obat avigan dan Klorokuin untuk pasien Covid-19, juga menyemprot cairan disinfektan di lima wilayah kota Provinsi DKI Jakarta, serta menyiapkan Wisma Atlet Kemayoran di  Jakarta menjadi rumah sakit darurat dan rumah isolasi pasien.

Baca: Menristek Bambang Brodjonegoro dan Istri Negatif Covid-19

Negara lain, dan juga kota besar lain di berbagai belahan dunia, pun melakukan hal yang sama. Bahkan ada yang langkahnya terkesan cukup ekstrim. Misalnya di Amerika Serikat (AS). Setelah California, kota New York pun di-lockdown dalam upaya mengatasi pandemi nCoV-19.

Di Inggris, opsi lockdown kota London terus dipertimbangkan sambil menunggu kepatuhan warga menerapkan kehati-hatian. Bahkan Pemerintah Prancis resmi mengisolasi negara itu. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengambil langkah lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus corona di negara itu. Malaysia pun memilh lockdown.

Orang awam  sekalipun tahu bahwa pembatasan mobilitas warga yang terus dieskalasi, apalagi sampai pada tahapan lockdown sebuah kota atau negara, akan menimbulkan kerusakan di sana sini, termasuk kerusakan di sektor ekonomi, seperti perdagangan dan kegiatan bisnis lainnya. Produktivitas para pekerja menurun.

Ada pabrik yang harus ditutup sementara sehingga volume produksi merosot. Permintaan melemah, mata rantai pasokan dan distribusi barang tidak lancar. Bahkan hingga potensi lonjakan harga dan panik beli.

Baca: Risma Minta Warga Surabaya Tak Bepergian ke Luar Kota Maupun Luar Negeri

Lihat saja, beberapa saat setelah Malaysia di-lockdown, panic buying melanda kota Kuala Lumpur. Memang, dalam situasi seperti sekarang yang dihantui oleh ancaman tertular nCov-19 di ruang publik, sungguh tidak mudah mengelola dan menjaga ketertiban umum.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini