News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Didi Kempot Meninggal Dunia

Percakapan Terakhir Didi Kempot Dengan Letjen Doni Monardo

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyanyi Didi Kempot saat tampil dalam Festival Berdendang Bergoyang di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/2/2020). Didi Kempot sukses membuat penonton yang kebanyakan anak muda bergoyang dan bernyanyi bersama. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Oleh Egy Massadiah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sulit percaya untuk menerima kenyataan bahwa Didi Kempot telah berpulang, Selasa (5/5/2020) pagi.

Betapa tidak, di tengah kesibukan menangani amuk virus corona, setidaknya dalam tiga hari terakhir, nama Didi Kempot selalu jadi salah satu topik pembicaraan Letjen Doni Monardo.

Apa pasal, nama Didi Kempot memenuhi hari-hari Doni Monardo ?

Bermula dari kedatangan tim kreatif yang mengusulkan penggunaan jingle lagu bagi kepentingan sosialisasi Covid-19, termasuk imbauan untuk tidak mudik di Lebaran mendatang.

Baca: Yan Vellia Bagikan Isi Pesan Didi Kempot Sebelum Meninggal, Bukti Perlakuan Sang Maestro ke Keluarga

Di ruang multimedia lantai 10 Graha BNPB sore itu, bermunculan ide.

Selain Doni Monardo yang antusias diskusi, wartawan senior Tommy Suryo Pratomo, serta sejumlah anggota Gugus Tugas dan tim kreatif.

Salah satu usulan adalah lagu “Garuda di Dadaku” tetapi diubah liriknya.

Ada yang setuju, tapi ada yang menolak.

Yang setuju beranggapan, lagu itu sudah sangat populer.

Sedang yang menolak, beralasan, itu lagu “trade mark” milik suporter sepakbola.

Baca: Fakta Baru soal Didi Kempot, Nama Dionisius Prasetyo Diperbincangkan, Jadi Mualaf Sejak Tahun 1997

Tidak tepat, dan terlalu dipaksakan.

Lalu, muncul gagasan untuk meminta bantuan The Godfather of Broke Heart, Lord Didi Kempot.

Begitu muncul nama Didi Kempot, seisi ruang hening sejenak, ada yang saling pandang, semua seolah mengekspresikan kesadarannya yang baru datang setelah pergi entah kemana.

“Oh iya.... Kenapa tidak pakai Didi Kempot saja? Bagus itu,” suara sebagian orang hampir bersamaan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini