Bersinergi dengan studinya di Singapura, Bass terpilih untuk bergabung dengan Asian Youth Jazz Orchestra (AYJO), yang didanai oleh Japan Foundation, sebagai tenor soloist mewakili Indonesia. AYJO yang dipimpin oleh konduktor kondang Jepang Osamu Matsumoto, merupakan Jazz Orchestra yang beranggotakan 28 musisi muda pilihan dari negara Asia Tenggara, dimana 14 diantaranya adalah musisi muda Jepang dan sisanya dua orang masing-masing dari Indonesia, Fipina, Thailand, Vietnam, Singapura dan Malaysia. Bersama dengan AYJO, Bass melakukan tour pergelaran konsernya, di Jakarta, Jogjakarta, Manila, Kuala Lumpur, Bangkok dan Singapura.
Beberapa kali juga Bass dan groupnya tampil di Esplanade Waterfront, Singapura. Seterusnya bersama musisi Jepang Takumi Nakayama dan kwartet nya, Bass banyak tampil di Jepang, Kuala Lumpur, Singapura dan Jakarta. Bersama kwartet ini, Bass juga tampil di Baku Jazz Festival, Azerbaijan.
Sekembalinya dari Singapura, Bass, merilis album solo pertamanya berjudul “Baciare” (2017) yang berisi 10 lagu. Semua lagu dalam album ini adalah karya Bass sendiri. Bass pula yang menjadi penata musiknya. Dalam lagu “Sax Bug” dan “Promesa” - semua instrumen dimainkan Bass, termasuk trumpet, clarinet, flute, bass guitar dan keyboard. Salah satu dokumentasi nya sebagai soloist terekam saat mengisi acara “Jazz Kemerdekaan” di iCan Studio, Jakarta dengan menampilkan 6 komposisi.
Terkini, Juli 2020 Bass akan merilis single baru, sebelum meluncurkan mini albumnya yang akan akan beredar medio 2020 ini.
"Lagunya soal apresiasi buat orang terdekat, yang care sama kita. Seperti buat orangtua, kaka, adik, om, tante dan semua saudara. Semacam ungkapan terimakasih buat mereka (keluarga)," pungkasnya. Kiranya peranserta Bass yang belia, brilian dan berlian ini, juga bisa menginspirasi millenial negeri ini, dalam menghargai dan mencintai Musik Indonesia.