Ungkapan kalimat yang secara sederhana yang saya pilih ternyata mampu menggugah sisi paling dalam pada kesadaran banyak orang -paling tidak sahabat-sahabat saya.
Kemudian menjadi tergerak dan memiliki curiousity untuk menanyakan dan mencari tahu: sudahkah kita ‘bahagia’?
Atau jangan-jangan kita sendiri bahkan sudah lupa seperti apa ‘bahagia’ sebenarnya. Sampai beberapa saat sejak pertamakali mengangkat topik tersebut, saya semakin tergerak.
Saya ingin menuangkan beberapa pandangan dan gagasan yang mewakili concern pada apa yang sebenarnya saya alami sepanjang perjalanan hidup saya.
Mungkin juga menjadi pengalaman banyak sahabat saya. Setiap bangun pagi dan malam menjelang istirahat, kalimat “Jangan Lupa Bahagia” lalu menjadi begitu jelas menari-nari di benak saya.
Dari berbagai sesi pelatihan dan workshop, diskusi dan sharing dengan beberapa sahabat dan peserta pelatihan, saya tergerak untuk mengumpulkan beberapa artikel yang saya tulis mengenai personality, ethics dan perilaku positive yang menjadi concern saya.
Sebagian besar telah dipublikasikan di beberapa media dan sisanya berupa catatan harian, materi talkshow ataupun hand out pelatihan.
Dari tulisan-tulisan tersebut serta dari berbagai diskusi dan sharing session pada seminar dan training yang berlangsung bersamaan beberapa kesempatan mendampingi program konsultansi, ternyata terdapat pendekatan yang hampir sama memotret komitmen personal dalam kesadaran nilai dan perilaku sehari-hari.
Kesamaan pendekatannya adalah pertama, menyoal bagaimana menempatkan hidup bahagia sebagai tujuan hakiki hidup.
Kedua, bagaimana mendorong perilaku aktif yang bersumber dari kesadaran nilai-nilai dasar seperti integritas, fokus, persistensi, kemauan mengembangkan diri, disiplin dan kemaslahatan orang banyak.
Upaya menuju bahagia menemukan entry point yang sama dengan ikhtiar dan langkah-langkah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik (a Better Life).
Ikhtiar ini semakin relevan bagi mereka yang hidup di kota-kota besar dengan kehidupan sosial kemasyarakatan yang heterogen dan kosmopolit yang semakin haus dengan maknakebahagiaan.
Kebahagiaan sendiri menurut Hurlockmerupakan gabungan dari adanya sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection) dan prestasi (achievement).
Ketiga hal tersebut menjadi aspek kebahagiaaan yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Kebahagiaan sendiri pada konteks didefinisikan sebagai keadaan psikologis yang positif.