Pemboman ikan masal masih terjadi di desa-desa. Penebangan pohon secara illegal juga menghasilkan kekeringan air.
Untuk itu edukasi ecowisata sangat penting diterapkan baik untuk agen wisata, para wisatawan, maupun penduduk desa.
Para wisatawan seringnya tidak menghormati adat yang ada. Seperti yang terjadi pada suku Baduy.
Mereka baru saja meminta kepada pemerintah untuk menutup pariwisatanya secara permanen.
Menurut sumber, adanya pembangunan warung liar menyebabkan banyaknya sampah yang bertebaran.
Bagaimana cara liburan bijak agar tidak merusak lingkungan? Memilih agen wisata yang ramah lingkungan.
Jika kamu membeli tur dari agen pariwisata pastikan agen kamu menerapkan ekowisata di paketnya.
Misalnya, dengan tidak memprint itinerary, menerapkan bebas plastik selama tur, menggunakan bahan alami atau berkelanjutan dan lain-lain.
Kamu siap berangkat? Lakukan riset terlebih dahulu. Apakah akomodasi yang kamu pilih ramah lingkungan?
Apakah mempunyai kegiatan dengan komunitas desa? Contohnya seperti sebuah pulau terpencil di Sulawesi, Togo Eang Ecolodge di Taman Nasional Kepulauan Togean.
Tempat ini menggunakan tema berkelanjutan pada bangunannya dan juga menggunakan listrik dari tenaga surya dan air yang dikoleksi dari air hujan.
Semua tur yang ditawarkan juga mengajak desa untuk mengikuti aktifitas ekowisata. Contohnya eksplorasi hewan endemik Togean Tarsier yang dapat di temukan di habitat alami nya.
Togo Eang Ecolodge, 100 persen dibangun dengan bahan alami berkelanjutan seperti atap alang-alang dan dinding bambu sehingga dapat mengurangi total emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas individu, peristiwa, organisasi, atau produk
Pastikan kamu mengetahui peraturan setempat dan bersikap sopan ketika berkunjung ke tempat wisata. Apalagi jika tempat wisata tersebut juga ditempati oleh penduduk di kawasan tersebut.