Untunglah kepala desa masih ingat lokasi kuna itu. Ternyata sekarang telah berganti nama menjadi Gampang, salah satu dusun di wilayah Desa Sumbertebu, letaknya di pinggir jalan raya Mojokerto-Pasuruan.
Seorang petani mengantarkan tim ke satu lahan yang letaknya dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk.
Kagenengan, itulah situs masa Majapahit, berjarak 15 km di sebelah timur ibukota Majapahit. GPS mencatat posisi Kagenengan: 7o 30’ 01” Lintang Selatan 112o 30’01,6” Bujur Timur.
Tempat itu hanya sebidang tanah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, yang kini menjadi tegalan milik penduduk. Di permukaan tanah, dijumpai pecahan-pecahan keramik Cina dan tembikar tipe Majapahit.
Bukti-bukti arkeologis di wilayah Pungging terdapat di Dusun Patung dan Desa Tunggal Pager, jaraknya 8,2 km di sebelah tenggara Situs Tebu.
Baca: Arkeolog Jatim Temukan Batuan Kuno, Diduga Tempat Tancapkan Panji Kerajaan Majapahit
Baca: Awalnya Warga Mimpi Bangunan Kerajaan, Ternyata Ditemukan Bata Besar, Diduga Peninggalan Majapahit
Sebuah lumpang batu kuna yang lubangnya dipenuhi kembang sesajen, terdapat di pekarangan rumah penduduk Dusun Patung.
Di Desa Tunggal Pager, bata-bata kuna berukuran besar terdapat di kompleks makam desa. Bangunan-bangunan cungkup makam hingga batu nisan menggunakan bata-bata peninggalan Majapahit.
Kisah di Wewe terulang di situs ini, puluhan truk telah berhasil menjarah bata-bata warisan Majapahit. Tim kembali ke ibukota Majapahit.
Harapan untuk menyusul Hayam Wuruk semakin tipis. Jejaknya satu per satu terhapus oleh ulah manusia sekarang dengan menggusur situs-situs bekas desa yang dikunjunginya.(HABIS - Tulisan pernah dimuat majalah Intisari Septermber 1999)
*) Anda punya tulisan apa saja yang menarik, dan ingin dipublikasikan di Tribunners, kirim naskahnya ke redaksi.tribunners@gmail.com. Panjang naskah minimal 750 kata