3. Sumber daya manusia
Menjalankan Pos Yandu di masa sebelum covid bukan hal yang mudah, membutuhkan kader pilihan yang bekerja luar biasa tanpa pamrih demi mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Keadaan ini semakin sulit di masa pandemi. Namun kebulatan tekad, kepedulian yang tinggi, serta kerja ikhlas dan cerdas dari para kader Pos Yandu, membuat beberapa daerah bisa melaksanakan kegiatan dengan caranya masing-masing.
Adanya kebijakan bekerja dari rumah membuat warga mempunyai waktu lebih luang untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti Pos Yandu.
Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk menambah jumlah kader Pos Yandu. Untuk itu berbagai dukungan harus diberikan kepada warga maupun kader Pos Yandu.
Petugas Puskesmas juga harus meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan para kader sehingga kegiatan Pos Yandu bisa terselenggara dengan baik.
Informasi jadwal kunjungan bidan atau perawat, kegiatan pelayanan imunisasi, pemberian vitamin, pemberian makanan tambahan, beserta teknis kegiatannya harus dikoordinasikan dan diinfokan sebelum pelaksanaan sehingga kader dapat mempersiapkan jumlah personil maupun fasilitas.
Di negara maju, tenaga kesehatan yang bertugas memantau tumbuh kembang dan memberikan layanan kepada balita tersedia dalam jumlah yang cukup.
Ini menjadi tantangan bagi pemerintah agar bisa menyediakan jumlah tenaga kesehatan yang cukup sehingga kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita dapat optimal.
4. Informasi
Berbagai program pelayanan Pos Yandu ini harus disebarluaskan kepada warga. Ketua RT, tokoh agama, masyarakat dapat memberikan informasi kepada warga sekitar.
Informasi pelayanan dan kegiatan Pos Yandu bisa diberikan melalui media sosial, penempelan pamflet, pengeras suara masjid, dan sebagainya.
Kelompok-kelompok masyarakat seperti dasawisma bisa saling memberikan informasi tentang posyandu.
5. Pendanaan