Oleh Gilang Adittama *)
Kecintaan seorang filatelis pada benda–benda berbau pos seringkali tidak terbendung oleh apapun.
Berbagai alasan mulai dari desain menarik, cetakan khusus terbatas, hingga kelangkaan seringkali menjadikan mereka melakukan semacam ‘panic buying’ dalam konotasi positif.
Sayangnya kondisi ini seringkali dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk melakukan bisnis dengan cara kurang baik dan tidak mendidik.
Di berbagai situs penjualan benda filateli dan barang antik, seringkali kita temui benda-benda berlabel ‘LANGKA’.
Walaupun demikian, apakah semua benda yang mengandung unsur pos dan filateli bagus, berharga, dan layak untuk dikoleksi?
Untuk memahami permasalahan ini, pembahasannya harus dimulai dari hakikat sebuah benda filateli.
Dalam salah satu seminar filateli se-dunia di China tahun 2016, Tono D Putranto, seorang juri internasional dari Indonesia menyarankan agar para filatelis mengoleksi benda yang beliau deskripsikan sebagai ‘AS POSTAL AS POSSIBLE’.
Ini berarti suatu benda filateli yang dikoleksi haruslah asli, layak untuk digunakan untuk pengeposan, dan tidak mengandung unsur tambahan bersifat personal apapun.
Secara umum, benda yang dikoleksi para filatelis dapat dibagi menjadi tiga: genuine postal items (benda pos sungguhan), philatelic items (benda pos untuk kesenangan filatelis), dan neither philatelic nor postal items (bukan benda filateli maupun benda pos).
Postal items (benda pos sungguhan) adalah benda yang selalu digunakan untuk keperluan komersil dan dijual secara resmi oleh dinas pos.
Benda-benda ini biasanya merupakan prangko, postal stationery (benda pos bercetakan prangko), cap pos dan label kiriman tercatat ‘R’ di atas sampul surat, booklet, letter-sheet (kertas surat terbitan pos), telegram, dan Airgraph/V-Mail.
Benda pada kategori ini tentunya mudah didapat pada masa jualnya. Jika masa jual resminya sudah berlalu, maka mendapatkannya dari kantor pos adalah suatu hal mustahil.
Banyak sekali benda jenis ini yang hancur dimakan usia karena salah cara penyimpanan atau bahkan memang dibuang begitu saja oleh penerimanya karena dianggap tidak penting seperti pada kasus St Louis Post Office Bear Stamps.
Prangko beruang dari St Louis, Amerika Serikat mulanya diterbitkan atas inisiatif John M Wimer sebagai prangko sementara yang penggunaannya pun tidak diwajibkan.
Tujuan penerbitannya adalah untuk memfasilitasi kebutuhan pengeposan di daerah tersebut pada tahun 1845 – 1846 karena belum adanya prangko resmi untuk digunakan secara nasional.
Benda jenis kedua yaitu philatelic items (benda pos untuk kesenangan filatelis).
Biasanya benda ini berupa souvenir sheet/carik kenangan dan mini sheet, first day cover/sampul hari pertama, karnet, presentation pack, dan year book/buku tahunan.
Ada pula benda unik pada kategori ini yang bernama paspor filateli yang biasanya dijual ke pengunjung pameran filateli agar mereka memenuhi tantangan untuk membeli prangko dan mendapat cap pos dari tiap booth perwakilan dinas pos negara tertentu.
Benda seperti ini masih cukup bernilai dan sebagian di antaranya bahkan masih layak ditampilkan pada kelas kompetisi internasional.
Meskipun demikian, bagi beberapa filatelis senior, benda pada kategori ini bagusnya dijadikan koleksi pribadi saja mengingat nilai uangnya tidak terlalu tinggi dan kurang disukai oleh juri di kompetisi internasional.
Jenis terakhir merupakan benda yang sama sekali tidak layak disebut sebagai bagian dari koleksi filateli tetapi menyerupai benda pos.
Seringkali filatelis pemula tertipu oleh secarik kertas berbentuk prangko namun tidak ada nama negara maupun nilai nominalnya sehingga jelaslah bahwa ini bukan prangko.
Ada pula beberapa benda pos resmi yang ditambahkan gambar dengan printer pribadi di rumah ataupun diberi cap tambahan dari suatu acara tertentu.
Benda-benda seperti ini sepintas tampak menarik dan sebetulnya sah-sah saja dimasukkan ke dalam koleksi pribadi, namun perlu diingat bahwa nilai keaslian dan keunikannya sangatlah rendah.
Bagi filatelis pemula, alangkah baik jika memulai hobi dengan membeli benda resmi terbitan pos.
Kalaupun ingin menaikkan derajat koleksi, sebaiknya berkonsultasilah dengan filatelis senior melalui komunitas seperti IPEA (Indonesian Philatelic Exhibitors Association), grup Whatsapp seperti FILATELIS Indonesia (kirimkan email ke: filateli@jepang.com Subject: Filatelis, dengan nama lengkap alamat tanggal lahir dan nomor whatsapp, gratis), maupun forum-forum resmi di berbagai acara besar filateli seperti Philanippon 2021 dan beberapa pameran mendatang.
*) Penulis adalah peraih medali Vermeil Tematik di Bangkok F.I.P 2013 dan Large Vermeil di Singapore fournation 2016. Sisanya ada beberapa medali pameran filateli dari tahun 2005 - 2012. Magister pendidikan bahasa Inggris, Universitas Lampung