MENGUAK SUMBER ENERJI KIAI SYUKRI SECARA KECERDASAN HATI
Ubaydillah Anwar | Heart Intelligence Specialist
TRIBUNNEWS.COM - Mengenang KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, satu hal yang hampir dipastikan semua orang sepakat adalah enerji beliau yang luar biasa dalam menjalankan kiprah dan perananya, baik di Gontor atau di Indonesia secara umum. Enerji besar itu terpancar dari bahasa vokalnya, nada suaranya, bahasa tubuhnya, dan kehadirannya. Enerji besar itu menggerakkan dirinya dan meradiasi orang-orang di sekitarnya.
Boleh dibilang tidak kenal kata capek untuk mengurusi manusia dan pesantren. “Ar-rohatu fi tabadulil amal,” pesannya yang selalu diperdengarkan ke santri. Definisi istirahat pun beliau ganti bukan dengan berhenti dari aktivitas, tetapi dengan melakukan rotasi aktivitas.
Enerji besar juga menggerakkan kreativitas dan inovasinya. Langkah pembangunan infrastruktur Gontor mengalami perkembangan yang eksponensial. Tak pernah mengenal kata menthok. Berbagai jalan diterobos. “Inna fil harakoti barokatan,” pesan beliau yang saya tulis di agenda. Seluruh santri diperintahkan untuk dinamis karena berdinamika itu menarik berkah.
Enerji besar itu juga membuat beliau anti-toleransi. Maksudnya, anti-toleransi terhadap penyimpangan yang ada kemungkinan Pondok dirugikan atau prinsip pendidikan pesantren dikorbankan. Kata seorang guru senior yang menjadi sahabat saya, dengan Ustadz Syukri itu kalau menyangkut masalah Pondok, 500 perak saja diurusi. Beliau hafal jumlah kran air untuk wudlu para santri dengan menghitung sendiri. Beliau mengambil keputusan rata-rata 27-30 keputusan setiap hari untuk Gontor dan cabang-cabangnya.
Enerji besar itu kerap membikin “malu” kiai-kiai muda yang ditraining beliau. Bagaimana tidak, meski usia sudah tua (sebelum beliau sakit), tapi soal kelincahan berpikirnya, enduransi mentalnya, dan ketahanan fisiknya mengalahkan orang muda. “Kita masih capek luar biasa karena diajak berdiskusi semaleman mengenai leadership pesantren, e . . . habis subuh sudah ngajak olahraga,” demikian sekelumit cerita dari seorang kiai ke saya.
Tidak hanya santri dan bangunan, tapi pohon dan seluruh makhluk Allah di Gontor telah menjadi a living proof bahwa enerji besar itu telah berkontribusi luar biasa bagi prestasi Gontor dan pendidikan Islam di Indonesia.
Meski berenerji tinggi yang membuat beliau orang berprinsip, tapi dalam pergaulan di tingkat nasional dan internasional, beliau memainkan fleksibelitas yang tinggi. Terbukti, jaringan koneksinya sangat luas.
RAHASIA ENERJI HATI YANG MELIMPAH
Untuk santri Gontor, untuk para tokoh dan para pemimpin bangsa di semua lini, sosok Ustadz Syukri jangan sampai berhenti hanya dikenang jasanya dan dipuji kiprahnya. Sebab, beliau adalah guru bangsa yang memiliki ‘taught-able legacy’ dan harus ditempatkan sebagai sumber pembelajaran, apalagi di era digital ini dimana 80% ilmu berada di internet dan di tokoh. Sisanya, di dalam tembok kelas.
Ustadz Syukri telah secara optimal mampu mengaktifkan sumber energi hati dengan dampak yang sudah kita bahas di muka. Darimana enerji hati itu diaktifkan? Setiap orang bisa bicara sesuai kesimpulannya, tapi kalau dijelaskan berdasarkan konsep kecerdasan hati (heart intelligence), yang di-back-up oleh riset sains, mukasyafah spiritual, ajaran para nabi, dan petunjuk al-Quran, ada sedikitnya tiga poin yang bisa dijelaskan di sini.
Pertama, total appreciation. Riset ilmuwan HeartMath Institute menyimpulkan bahwa apresiasi hati, peduli (care), love, dan compassion (kasih sayang) adalah 4 kunci rahasia untuk mengaktifkan enerji hati (The Science of the Heart: 2008).
Atas nama rahman Allah, siapapun yang mampu mengeluarkan apresiasinya, cintanya, pengabdiannya, dan pedulinya kepada peranan, tugas, atau tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya, pasti dan pasti ia dianugerahi enerji besar. Titik. Mozart menyimpukan, ibunya kecerdasan adalah love.