TIM JELAJAH KEBANGSAAN Wartawan-Persatuan Wartawan Indonesia-Persatuan Wartawan Indonesia (JKW-PWI) memutuskan untuk berpencar dalam perjalanan menuju Kalimantan Barat.
Seminggu sudah tim JKW-PWI yang terdiri dari Agus Blues Asianto, Sonny Wibisono, Indrawan Ibonk, dan Yanni Krishnayanni bertahan di Kepulauan Riau karena cuaca buruk menghalangi mereka melanjutkan ekspedisi ke Pulau Borneo.
Tim menginap di Pulau Batam sejak Kamis (2/12/2021) setelah sebelumnya berada di Tanjung Pinang dari awal pekan ini karena hendak menyeberang ke kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Namun karena cuaca ekstrim melanda seputaran laut penyeberangan ke Kalimantan, tim JKW-PWI harus menunda penyeberangannya.
Pada hari kedua di Batam, keempat motoris petulang diajak berkeliling kawasan oleh pihak Ban Kingland, yaitu Herman Jasa Saputra selaku Supervisor Kingland Batam dan Bahagia selaku Direktur PT Cahaya Eco Indonesia Batam.
Perjalanan yang berkesan ketika tim melintasi Jembatan Barelang (Batam, Rempang, dan Galang).
Jembatan yang digagas mendiang teknokrat besar Indonesia, BJ Habibie, itu merupakan simbol paling kondang dari Kota Batam. Tidak heran banyak masyarakat menamainya dengan 'Jembatan Habibie'.
Sejak tuntas dibangun pada 1998, jembatan ini menjadi salah satu tujuan utama wisatawan di Pulau Batam.
Jembatan Barelang terdiri dari enam jembatan. Nama-nama tokoh masyarakat Riau disematkan untuk masing-masing jembatan, yaitu Jembatan I: Teungku Fisabilillah, Jembatan II: Nara Singa II, Jembatan III: Raja Ali Haji, Jembatan IV: Sultan Zainal Abidin, Jembatan V: Tuanku Tambusai, dan Jembatan VI: Raja Kecil.
Keenamnya menghubungkan tujuh pulau di gugusan Kepulauan Riau yaitu Pulau
Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Setoko, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru.
“Jarak dari Bengkong (kecamatan di Batam) menuju Jembatan Barelang sekitar 60 kilometer. Jalannya cukup halus,” jelas Agus Blues Asianto.
Mobil double cabin membawa tim dan pihak Kingland ke Pulau Galang, di mana terdapat eks kamp pengungsian warga Vietnam.
Seperti diketahui, ratusan ribu orang Vietnam melarikan diri dari negerinya di sekitar tahun 1980 karena imbas perang saudara.
Mereka melarikan diri dengan menaiki perahu dan terombang-ambing di Laut China Selatan. Para pengungsi yang dijuluki manusia perahu itu akhirnya terdampar di Pulau Galang.
“Kami melihat suasana kamp Pulau Galang, kuburan warga Vietnam, replika perahu mereka dan bangunan gereja tempat orang Vietnam beribadah,” tutur Agus Blues Asianto.