Aura semangat lekat dalam kesehariannya. Contoh, saat saya meneleponnya, yang terdengar bukan jawaban “hallo”, melainkan “KOMANDO HANTU RIMBA, PRAJURIT SAPTA MARGA... pam… pam… pam… pam... pam… pam... pam... Merah Putih....!!!” Saya hanya bisa menikmatinya sambil tertawa. Tak urung, ikut terbakar semangat pula.
Catatan karier militer Iwan terbilang cemerlang. Sebagian besar penugasannya memegang tongkat komando. Sebut saja misalnya, ia pernah menjadi Komandan Batalyon 22/Grup 2 Kopassus Kartasura (2008).
Sukses di Kartasura, ia menapaki penugasan berikut menjadi Wadan Pusdikpassus (Pusat Pendidikan Komando Pasukan Khusus/Kopassus), (2012-2013). Salah satu tugas berkesan adalah saat menjadi Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Ekspedisi Khatulistiwa di Kalimantan, Maret – Juli 2012. Ia bertugas di bawah komando Brigjen TNI Doni Monardo, yang saat itu menjabat Wadanjen Kopassus.
Kegiatan Ekspedisi Khatulistiwa meliputi penelitian, penjelajahan dan komunikasi sosial. Penelitian mencakup penelitian sosial budaya, flora fauna, kehutanan dan geologi di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. Ekspedisi ini termasuk salah satu "silaturahim" korps baret merah yang fenomenal dan membekas dihati banyak pihak.
Jabatan komando berikutnya adalah Komandan Brigif 22/Ota Manasa (2013-2014), lanjut menjabat Komandan Pusdikpassus (2014-2015). Nah di posisi Dan Pusdikpassus itulah, ia kembali bersinggungan langsung dengan Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo. Mantan Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19 itu yang saat itu menjabat Komandan Jenderal Kopassus 2014-2015.
Lepas jabatan Dan Pusdikpassus, ia menjabat Komandan Rindam Jaya (2015-2016), lanjut menjadi Komandan Korem 052/Wijayakrama (2016-2018) yang bermarkas di Karawaci, Tangerang. Setelah itu Iwan masuk Lemhannas. Masih ingat dalam ingatan, ketika suatu hari, di hari Jumat ia menelepon, “just say hello”. Tentu dengan jawaban berupa _yel yel pam pam-nya_.
Dari telepon itulah saya tahu, ia sedang Lemhannas. Sementara saya berada di kantor Wapres. Kantor Lemhannas dan Kantor Wapres segaris, di Jl. Medan Merdeka Selatan. Karenanya, saya undang dia untuk shalat Jumat di komplek kantor Wapres. Usai shalat Jumat, kami makan siang bersama Wapres Jusuf Kalla (Wapres periode kedua).
Sempat “parkir” sebentar di Mabes TNI-AD, ia kembali mendapat penugasan Komandan Korem 173/Praja Vira Braja (2020-2021) di Biak Numfor, Papua. Di sana, saya kembali saling sapa dengannya. Dia sebagai Danrem, saya sebagai Tenaga Ahli Kepala BNPB. Sayang saat berkunjung ke Biak dalam kapasitas tugas BNPB, kami tak sempat bertatap muka. Sebab saat bersamaan Iwan dan pasukannya sedang berada di tengah hutan untuk tugas operasi.
Saya juga mencatat Iwan beberapa kali “sowan” ke seniornya (Kepala BNPB Doni Monardo). Karakternya tidak berubah, tetap kocak, ramai, dengan ciri khas “urang Sunda” yang kental.
Mungkin Iwan tidak tahu, bahwa suatu hari Doni Monardo menyampaikan keinginannya menarik Iwan ke BNPB untuk memimpin Pusdiklat BNPB di Sentul. Doni ingin tim kebencanaan BNPB terlatih dan profesional. Menangani bencana tidak bisa dilakukan dengan SDM yang tidak terlatih.
Sayang, perjuangan untuk mengakomodir masuknya militer aktif di jajaran pejabat BNPB belum tuntas, hingga Doni pensiun. Belakangan aturan itu memang disetujui, namun hanya untuk pejabat eselon satu (setingkat mayor jenderal untuk kedeputian darurat yang sejak Desember 2021 mulai dijabat TNI aktif yakni Mayjen TNI Fajar Setyawan). Sedangkan pejabat setingkat eselon dua belum terakomodir.
Setelah itu, nyaris setahun tak berkabar, tiba-tiba muncul pesan dari Pasekel, seangkatan Iwan di Akmil. Isinya kabar promosi dari jabatan Waaslat Kasad Bidang Kermamil menjadi Danjen Kopassus.
Pasekel kemudian mengingatkan saya peristiwa 25 tahun silam. Kala itu, semua prajurit komando Akmil 92 (mungkin sekitar 10 orang) baru saja naik pangkat dari letnan dua ke letnan satu. Berbekal honor saya sebagai wartawan, kami syukuran kecil di sebuah restoran di Cinere Mall. "Saya ingat itu, sangat berkesan," kenang Pasekel di ujung telepon.
Atas nama rasa syukur dan bahagia, saya langsung video call ke HP Iwan. Saat kabar bahagia itu datang, saya sedang di Bengkulu siap-siap terbang ke Pulau Enggano menemani kunjungan Ketua Umum PPAD Letjen TNI Purn Dr HC Doni Monardo. Saya dan Doni kemudian mengucapkan selamat dan bangga atas kehormatan yang dipercayakan kepada Iwan. Nurani kecil saya berkata, “dia memang layak!”
Komando!!! (*)
Penulis adalah Ketua Yayasan Kita Jaga Alam dan juga wartawan senior