Yang tak kalah aktif membantu adalah kru TVRI yang dipimpin Bambang dan Danu Dirja, serta kru RRI Niar dan Sevira. Di bidang live streaming, periode Maret dan April 2020 dikendalikan Ian Satriadi. Lalu sejak Mei hingga sekarang beralih ke Arie Bachdar.
Selain mereka, masih ada Savero, Satya, dan Basra. Para mahasiswa relawan yang membantu visual-grafis untuk ditayangkan. Last but not least, ada Kolonel Inf Kristomei Sianturi dan Kolonel Inf Fadjar Tjahjono dari Mabes TNI dan Kogabwilhan I yang membantu menerapkan protokol kesehatan sekaligus melancarkan proses produksi.
Kelancaran tugas tim ini tak lepas pula dari para personel di Pusdatinkom BNPB, di bawah arahan Kapusdatinkom Raditya Jati.
Pelan-pelan sentuhan itu mengubah panggung Yuri. Itu terjadi tanggal 26 Maret 2020. Artinya, sejak itu Yuri sudah tidak lagi “terbang solo”. Arie membantu menyiapkan script sekaligus men-direct dan mengedit.
Arie pula yang mentradisikan rapat kecil membuat rancangan topik yang akan disampaikan keesokan harinya. Termasuk menentukan durasi. Sebab, problem durasi yang tidak dibatasi, ada kalanya membuat Yuri blank dan gagal fokus.
Durasi yang terlalu lama juga membuat penonton merasa sedang menyaksikan monolog. Tanpa adanya script ditambah durasi tanpa batas, membuat berputar-putar.
Bicara Nonstop
Yang juga tak luput dari perhatian adalah floor director. Ia bertugas mengingatkan Yuri dengan timer. Misal, menit pertama sampai ketujuh bagian pengantar, menit kedelapan sampai ke-10 ganti topik kanal informasi dengan background angka atau statistik di belakang.
Intervensi yang sederhana, tapi hasilnya lebih terarah. Praktis sejak Maret hingga Juli 2020, Yuri bicara nontstop. Pemirsa makin berkenan dengan performanya. Terhadap tim asistensi, Yuri makin rileks.
Jauh seperti yang Anda saksikan di layar kaca. Dalam pergaulan, Yuri sangat humoris. Sangat boleh jadi, ketika berbicara di televisi, Anda melihat Yuri yang serius. Asal Anda tahu, menit-menit se-belum tampil, ia banyak bercanda bersama anggota tim.
Ketika suasana kerja makin kondusif, ide-ide segar pun mengalir deras. Hingga sampai pada urusan fashion. Itulah mengapa, Anda menyaksikan Yuri setiap hari tampil dengan batik yang berbeda.
Bukan saja berbeda, tapi sesekali Yuri mengenakan batik motif custom, seperti batik virus corona, motif burung elang, motif flora dan fauna. Kreatif sekali. Lebih menarik ketika Yuri memadupadankan dengan masker yang selaras.
Anda tentu berpikir, “ada butik yang meng-endorse busana Yuri.” Keliru. Semua batik itu adalah hasil jahitan tangan istrinya. Istri Yuri pula yang menyiapkan baju dan masker suami. Setelah berjalan beberapa hari, teman-teman istri Yuri kemudian berinisiatif menjahitkan baju batik juga buat Yuri. Termasuk maskernya.
Itu yang sesungguhnya terjadi. Dampaknya, masker batik viral. Ibu-ibu ini termasuk yang kecipratan pesanan.