Gus Dubes Zuhairi Misrawi dan Negeri Lumbung Peradaban Islam
*Catatan Perjalanan KH. Imam Jazuli. Lc., MA.
TRIBUNNEWS.COM - Pada awalnya ada yang sangsi apa sudah tepat seorang intelektual yang kritis seperti Gus Zuhairi Misrawi, Lc., M.A. (Gus Dubes) menjabat sebagai Duta Besar Tunisia?
Sudah 5 hari ini saya berjumpa dan berinteraksi secara Intens dengan Gus Dubes. Bertukar pikiran, Mendiskusikan banyak hal, termasuk khazanah pemikiran islam kontemporer dan ilmu pengetahuan secara umum.
Tak ketinggalan, selain melepas kangen, disertai canda-tawa yang renyah, kami juga sesekali sempat singgung diskursus terkait islam dan peradaban.
Diantara satu penyebabnya, karena organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, yaitu NU, dimana penulis dan Gus Dubes menjadi jamaahnya, kini sedang "demam" dengan wacana yang berbau unsur "peradaban" dan "kebangsaan."
Seperti kini sedang viral dimana-mana Halaqoh Fiqih Peradaban, Fiqih Kebangsaan, Fiqih Lingkungan, dan penulis kira menjadikan Tunisia sebagai komparasi studi sangat tepat, karena statusnya sebagai bangsa yang kaya akan sejarah.
Baca juga: Tunisia, Sejarah dan Pengaruh Revolusi Melati pada Dunia Arab
Dua milenium sebelum Masehi, Tunisia dikenal sebagai bangsa pelaut. Mereka membangun kota-kota besar, seperti Kartago. Baru pada tahun 146 SM, Tunisia jatuh ke tangan Kekaisaran Rum. Bangsa Tunis terus berada di bawah kekaisaran Rum hingga masuknya Islam pada tahun 647.
Jadi, Tunisia pada dasarnya adalah negeri maritim. Sama halnya dengan Nusantara, sebelum jatuh ke tangan Eropa, juga negeri maritim.
Pada tahun 697, Tunisia sepenuhnya memeluk agama Islam. Sampai tahun 1881, Tunisia masih dikuasai Turki Usmani. Baru pada 25 Juli 1957, Tunisia meraih kemerdekaannya di bawah seorang pimpinan besar bernama Habib Bourguiba.
Siapa Habib Bourguiba?
Dia adalah teman dekat Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. Habib Bourgaiba pernah berkunjung ke Indonesia pada tahun 1951. Atau, 6 tahun sebelum Tunisia meraih kemerdekaannya.
Kedatangan tokoh Tunisia ini atas undangan Soekarno. Saat itu, Presiden RI ini ingin membincang perihal gerakan kemerdekaan Tunisia. Dari sinilah, jasa besar Soekarno atas kemerdekaan Tunisia sangat besar.
Baca juga: Tunisia, Sejarah dan Pengaruh Revolusi Melati pada Dunia Arab
Gus Dubes menceritakan bahwa nama Indonesia masih harum di hati warga Tunisia hingga sekarang.