Selat Bosporus Turki, Kenangan Indah yang Membawa pada Kejayaan Masa Silam
Catatan Perjalanan KH. Imam Jazuli, Lc. MA.
TRIBUNNEWS.COM - Hari itu sangat indah, breakfast di Restaurant Hotel Legacy Ottoman lantai 6 di tepi Selat Bosporus, Turki. Dari sana, pemandangan bisa menyapu separuh kota, pephonan yang rindang, air Selat Bospourus yang tenang, sembari menikmati musik dari Resto.
Selain itu, jarak Legacy Ottoman Restaurant ke Istana Dolmabahçe sangat dekat, tidak lebih dari 3 km, atau 15 menit perjalanan. Istana Dolmabahçe ini dulunya dipakai sebagai pusat administrasi utama Kekaisaran Ottoman dari tahun 1856 sampai 1887. Pendiri Istana Dolmabahçe adalah Sultan ke-31, Abdul Majid I, yang dibangun mulai 1843 dan selesai 1856,
Namun, yang paling monumental terkait Selat Bosporus ini adalah peristiwa bersejarah tujuh (7) abad yang silam. Selat Bosporus yang kini tampak tenang dulunya dihantam oleh gelombang berdarah. Pasukan Turki Usmani berjuang sepenuh tenaga untuk menaklukkan Konstantinopel, namun berakhir dengan kegagalan.
Selat Bosphorus memang mengingatkan penulis pada Sejarah Turki Usmani (Ottoman). Kekaisaran Turki Usmani ini bermulai dari para Bey di Anatolia (Anatolian Beyliks). Salah satu Bey yang hidup di Britinia, mantan kota provinsi Kekaisaran Romawi, bernama Usman I (w. 1324 M.). Nama Turki Usmani diambil dari Usman I ini.
Sebelum Selat Bosphorus ini menjadi saksi mata kekalahan pasukan Usman I di hadapan Kekaisaran Konstantinopel, sudah banyak negeri yang takluk patuh pada Turki Usmani. Misalnya, wilayah Bizantium di sepanjang Sungai Sakarya jatuh ke tangan penguasa Turki Usmani pada tahun 1302.
Keruntuhan Kekaisaran Bizantium tidak lepas dari Perang Sipil di internal, terlebih pasca kematian Andronikos III, sehingga membuka peluang bagi Stefan Dusan dari Serbia untuk menaklukkan Bizantium dan mendirikan Kekaisaran Serbia tahun 1346 (John van Antwerp Fine, The Late Medieval Balkans: A Critical Survey from the Late Twelfth Century to the Ottoman Conquest, 1994: 286).
Kebangkitan Turki Usmani pun tidak bisa dihalau semenjak semakin lemahnya Bizantium. Penulis tidak cukup waktu untuk berkunjung ke Sakarya River, yang terletak di desa Sarıyar, Kota Nallıhan, Provinsi Ankara.
Sungai Sakarya ini menjadi saksi mata kejatuhan Bizantium pertama kali ke Turki Usmani. Namun begitu, jarak Sakarya River ke Bosphorus Terrace Restaurant tempat penulis makan sekitar 318 km atau 4 jam lebih perjalanan darat.
Setelah mampu menunjukkan ke Dunia bahwa Kekaisaran Turki Usmani mampu menaklukkan Bizantium, putra Usman I yang bernama Orhan Ghazi berkeinginan untuk memperluas wilayah kekuasaan sampai ke negeri Balkan. Hari ini, Balkan meliputi negara Bulgaria dan Serbia.
Orhan Ghazi berhasil (1323-1362) menaklukkan kota Bursa (1326). Setelah Turki Usmani berhasil menaklukkan Thessaloniki (1387) dan Kosovo (1389), jalan memasuki wilayah Eropa semakin lebar. Setelah mencopa menaklukkan Eropa, Turki Usmani kalah ke Konstantinopel.
Kekalahan Turki Usmani berikutnya terjadi saat meletus Pertempuran Ankara pada tahun 1402. Turki Usmani mendapatkan gempuran dari keturunan Turki-Mongol. Pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Mongol, yang dipimpin oleh Timur Gurkhani, pendiri Dinasti Timurid.
Dari tahun 1402-1413, Kekaisaran Turki Usmani dilanda Perang Saudara. atau disebut juga Fetret Devri (Masa Pealihan Usmani). Perang Sipil ini terjadi karena Timur Gurkhani menunjuk Mehemed Celebi sebagai Sultan Turki Usmani. Dengan begitu, Dinasti Timurid memiliki jaringan ke Turki Usmani melalui Mehmed Celebi.