TRIBUNNEWS.COM - Duka kepergian Robbyanto Budiman, pertama-tama saya simak dari postingan Menteri BUMN Erick Thohir.
Melalui IG-nya, Jumat (10/2/2023) malam, ET menuliskan “Saya kehilangan salah satu orang yang saya cintai, pribadi yang selalu baik kepada siapa pun.”
Robbyanto Budiman (14 Januari 1967 – 10 Februari 2023), adalah Group CEO Wahana Artha.
Ia wafat dalam usia 56 tahun di Gleneagles Hospital Singapura.
Robby, sapaan akrab almarhum, meninggalkan istri Lanny Susastro, serta anak-menantu-cucu: Cornelia Patsy Budiman – William Putra Utomo, Atlas Carlyle Utomo, Ursula Audrey Budiman, Anastasia Kelly Budiman – Tautantra Tanu.
Duka mendalam tidak saja dirasakan Erick Thohir, tapi juga dirasakan komunitas otomotif roda dua, komunitas basket, dan masyarakat lainnya.
Termasuk, Letnan Jenderal TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), yang juga Komisaris Utama MIND ID.
Baca juga: Stockbit Akuisisi Mahakarya Artha Sekuritas di Tengah Tren Positif Investor Saham
Kenangan Ambon
Doni Monardo termasuk tokoh militer nasional yang berkawan baik dengan Robby.
Jalinan persahabatan itu bahkan masih terpelihara dengan apik, meski Doni sudah pensiun sejak Mei 2021.
“Masih sering telepon, bahkan sesekali makan bersama. Benar kata pak Erick Thohir, almarhum dikenal sangat ringan tangan,” ujar Doni yang terakhir kali bersua dengan Robby pada 29 November 2022.
Sebelum pandemi, dua tiga kali Robby mengajak kami makan di salah satu restoran Jepang enak di kawasan Jakarta Selatan.
Saya ikut mendengarkan diskusi mereka.
Salah satu yang kami bahas keunggulan rempah nusantara dan aneka jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis.
Saat pandemi pun, Robby bertandang ke kantor BNPB lantai 10 memberikan perhatian kepada Gugus Tugas yang sedang berjibaku menangani Covid 19.
Karena komunikasi yang relatif intens itu pula, Doni pun tahu ihwal penyakit kanker pancreas yang diidap Robby sejak dua tahun terakhir.
“Beliau bahkan sempat berobat ke Amerika Serikat, hingga akhirnya wafat di Singapura. Kita doakan yang terbaik bagi almarhum, dan saya bersaksi, Robbyanto Budiman manusia yang baik hati dan ringan tangan memberi pertolongan kepada sesama,” katanya.
Doni mencatat begitu banyak kebaikan hati Robby. Salah satu moment penting dan cukup bersejarah adalah keterlibatan Robby dalam mendukung “emas putih” di Maluku.
Emas putih adalah istilah Doni Monardo untuk melengkapi program “emas hijau” dan “emas biru” semasa menjabat Panglima Kodam XVI/Pattimura, 2015 – 2017.
Emas hijau adalah program peningkatan kesejahteraan masyarakat Maluku melalui tanam-tanaman produktif yang memiliki fungsi ekologis sekaligus ekonomis.
Sedangkan, emas biru adalah program yang sama seperti emas hijau, tetapi berbasis budidaya hasil laut.
Dengan kedua program itulah, kondisi keamanan di Maluku jauh lebih stabil, dan melahirkan perdamaian, atau emas putih.
Alkisah, kenangan ini terukir di tahun 2017. Saat itu, sejumlah tahanan atau narapidana, diinformasikan segera menghirup udara bebas. Sebagian besar dari mereka selama ini dianggap selalu merepotkan aparat keamanan.
Setelah melalui proses komunikasi informal yang intens, Doni Monardo pun mengundang sejumlah tokoh ke Makodam. Doni didampingi Asintel Kodam Pattimura, Kolonel Inf Asep Abdurachman. Saat ini (2023), Asep menjabat Kasdam XVI/Pattimura berpangkat brigadir jenderal.
Dari dialog itulah Doni melihat satu persoalan mendasar yang membuat mereka mengusik keamanan di wilayah Ambon dan sekitarnya. Mereka umumnya para penganggur.
“Lalu saya tanya, pekerjaan apa yang bisa kita bantu siapkan untuk mereka yang sebentar lagi bebas. Dijawab, ojek motor,” kenang Doni.
Seketika, di benak Doni muncul sosok Robbyanto Budiman, sahabat baiknya. Selama ini, Robby sering sekali menyumbangkan hadiah atau door prize berupa sepeda motor.
Misalnya dalam acara-acara seremoni di lingkungan TNI. Sesekali, bahkan menghadiahkan sepeda motor kepada prajurit yang berprestasi.
Bahkan ada suatu masa, saat Doni menjabat Danjen Kopassus, Robby menggratiskan urusan perbengkelan motor perajurit kopassus yang bermerek Honda.
Tak panjang bicara, dari kantornya di Ambon, Doni menelepon Robby yang ada di Jakarta. Setelah “say hello”, Doni pun menceritakan apa yang ia hadapi, solusi apa yang akan dijalankan, serta apa yang ia butuhkan.
Dari ujung telepon, Robby menjawab, “Siap bang (Doni). Saya bantu. Hanya saja, karena aturan wilayah pemasaran, saya tidak bisa kirim sepeda motor Honda dari Jakarta ke Ambon. Jadi saya bantu uang, nanti abang aturlah pembeliannya di sana.”
Begitulah almarhum Robby cepat merespon. Alhasil, terkumpullan 25 unit sepeda motor Honda. “Sepeda motor itu adalah sumbangan Robby,” kata Doni.
Pada tanggal 15 September 2017 pukul 08.10 WIT, bertempat di Makodam XVI/Pattimura Kec. Sirimau Kota Ambon, dilaksanakan acara peyerahan bantuan sepeda motor ojek oleh Pangdam XVI/PTM kepada 25 orang yang merupakan eks narapidana.
Mereka disebut warga masyarakat Kudamati (simpatisan, anak mantan Tapol dan mantan Tapol RMS).
Pembinaan terhadap 25 tukang ojek tadi ada di bawah Komando Distrik Militer 1504/Ambon, yang ketika itu pimpin Dandim, Letkol Inf Slamet Riyanto.
Dia bersama Bintara Pembina Desa (Babinsa) menjadi penanggung jawab “pasukan ojek eks warga binaan” yang ada di Ambon. Aparat Kodam lain yang terlibat adalah Den Intel Kodam Pattimura.
Kibar Merah Putih
Yang dibantu untuk mendapatkan pekerjaan tetap pasca keluar dari penjara, tidak saja narapidana yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kota Ambon. Beberapa di antaranya adalah yang bebas dari Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Bantuan motor tadi, diperuntukkan bagi eks tahanan di kota Ambon. Sementara yang di Nusakambangan, baru keluar setahun kemudian.
Selain sepeda motor, narapidana eks Nusakambangan ada juga yang mendapatkan bantuan mesin perahu tempel untuk modal melaut mencari ikan. Ada juga yang mendapatkan modal usaha membuka toko kelontong sebagai sumber nafkah sehari-hari.
Siapa sangka, dengan pendekatan humanis, dengan konsep “emas putih” yang digagas Doni Monardo didukung (antara lain) Robbyanto Budiman, mereka kembali menjadi warga NKRI sejati.
Bahkan, pada peringatan Hari TNI, 5 Oktober 2018, para mantan narapidana yang mendapatkan bantuan sepeda motor dan kini berprofesi sebagai tukang ojek, ikut ambil bagian dalam konvoi.
Sebanyak 25 pemotor tadi, ikut konvoi sambil mengibarkan bendera merah putih. Sebuah pemandangan yang –ketika itu—sangat mengharukan sekaligus membanggakan.
Peristiwa tadi, tak lepas dari peran besar almarhum Robbyanto Budiman.
“Karena itu, ketika ada kesempatan makan bersama keluarganya, saya sempat bicara dengan menantunya, William Putra Utomo. Saya katakan, pak Robby ini sangat murah hati, karena itu temannya ada di mana-mana. Dalam berteman, beliau juga tidak pandang pangkat. Benar-benar tulus,” kenang Doni.
Buah Kolaborasi
Letkol inf Syarifuddin Azis S.Ag., M.I.Pol adalah saksi sejarah kolaborasi Doni dan Robby. Azis yang lulusan Sekolah Perwira 2001 itu menjabat Dandeninteldam XVI/Pattimura.
Ia termasuk yang oleh Doni Monardo senantiasa dilibatkan dalam program “emas putih” tadi. “Saya belajar banyak, bagaimana kita panglima ketika itu menggalang kerjasama dengan tokoh masyarakat, dengan pengusaha, dengan pemerintah pusat, dan lain-lain.
Hasilnya adalah kedamaian di bumi Ambon manise,” ujar Azis yang saat ini menjabat Waasrendam XVI/Pattimura.
Upaya yang dilakukan panglima (Pangdam Pattimura, Doni Monardo-red), adalah bagian dari upaya penting merawat perdamaian.
Setelah menjalani hukuman, seseorang mantan narapidana punya dua pilihan, menjadi baik atau kembali mengulang kesalahan.
“Oleh Panglima dicarikan solusi, dan terbukti mereka kembali menjadi warga negara yang baik,” kata pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan, dan bertugas di lingkungan Kodam XVI/Pattimura sejak tahun 2016 itu. Ia pun mencatat, jasa mendiang Robbyanto Budiman sangat besar.
Selamat Jalan Sang Robby. Maluku punya catatan bertinta emas atas budi baikmu. (*)
* Penulis: Egy Massadiah