TRIBUNNEWS.COM - Sekelompok santri asyik bermain futsal di pelataran masjid, sebagian lagi tertawa cekikikan sambil menunggangi kuda, di bagian tempat lain ada yang menelusuri sawah-sawah dengan motor ATV.
Ada pula yang sibuk nge-band, gebuk drum sambil memetik senar gitar. Sementara di tempat terpisah lainnya beberapa santri asyik main game, dari Playstation hingga mobile legend.
Tak mau ketinggalan mereka yang hobi nonton film-film terbaru juga bisa nonton paket film Netflix, yang tersedia di dalam pesantren. Happy Santri tersedia disini!.
Artis fenomenal plus kontroversial Nikita Mirzani didatangkan ke pesantren ini. Santri bisa melihat dari dekat dan berinteraksi dengan Nikita Mirzani.
Ketika momen pesta bola ter-akbar Piala Dunia 2022, Pesantren ini menggeser jadwal ujian santri ke bulan depannya setelah Piala Dunia selesai.
Pesantren memberi kesempatan kepada santri-santrinya khusyu' menyaksikan kontestasi Piala Dunia dimana saat itu Timnas Argentina keluar sebagai juara dan Lionel Messi sebagai mega bintang.
Ketika Persib Bandung tanding lawan musuh bebuyutannya, Persija Jakarta, dalam laga panas bertajuk El Clasico Indonesia, semua kegiatan di Pesantren terhenti. Santri diwajibkan nonton!
Pertandingan Persib vs Persija itu sakral bagi santri-santri yang gila bola. Kesakralannya melebihi kegiatan apapun di pesantren ini.
Adakah pesantren di negeri ini yang secara resmi memberikan izin bahkan mendorong santri-santrinya nonton konser Black Pink?
Itu hanya ada di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat. Siapapun santri yang bisa menunjukkan bukti telah membeli tiket nonton konser Black Pink, maka dia diizinkan pulang untuk menyaksikan konser Black Pink.
"Yang tidak ada di rumah santri dan terkadang dilarang oleh orang tua santri, semua disediakan di pesantren ini. Itulah alasan santri lebih betah disini dibanding di rumahnya sendiri, karena semua ada disini," kata Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, KH. Imam Jazuli.
Tetapi, tahukah Anda? di balik semua kegiatan tidak lazim dalam dunia pesantren, ternyata ribuan santri BIMA tersebut adalah pengamal tirakat Dalail Khairat.
Mereka para santri menjalankan semua aktivitas tersebut dalam keadaan berpuasa. Tidak tanggung-tanggung, puasanya setiap hari, selama tiga tahun!. (kecuali ayyamu tasyriq).
Itulah sebagian kecil dari sekian ide-ide gila Kyai Imam Jazuli. Sudah satu tahun lebih, saya tidak sowan ke Kyai Imam Jazuli.
Sebagai murid beliau, Minggu (19/3/2023) lalu, saya merasa recharge untuk mendengarkan kembali setiap kalimat dari beliau yang penuh dengan ide-ide segar, mencerahkan dan inspiratif.
Akhir 2019 adalah awal mengenal Kyai Imam Jazuli, sebagai Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia rasanya memang beda. Beliau punya mimpi besar dengan ide-ide gila tentang dunia pesantren yang menurut beliau harus berubah total dalam banyak hal.
Kyai Imam Jazuli memilih jalannya sendiri dalam mendidik santri-santrinya. Sesuai dengan perubahan zaman dengan perilaku anak-anak masa kini yang sejak lahir sudah akrab dengan gadget dan media sosial.
Kyai Imam Jazuli sadar betul bahwa santri-santri tersebut sebelum masuk pesantren sudah akrab lebih dulu dengan gadget dan media sosial yang menyediakan banyak pengetahuan bahkan pengetahuan yang melebihi pengetahuan para pengajar.
Kemudahan akses informasi di era digital membuat para calon santri tahu lebih dulu banyak hal sebelum mereka nyantri.
Contoh misalnya, mereka sudah biasa melek fashion kekinian, busana yang sedang ngetrend di medsos, tapi kemudian semua pengetahuannya tentang fashion termasuk trend kosmetik yang sedang viral untuk bersolek tiba-tiba dilarang di pesantren atau menjadi hal yang tabu.
"Kita tidak bisa melawan keniscayaan ini, pesantren harus peka dengan memperhatikan perubahan perilaku anak masa kini. Saya pernah membuka kulkas di kamar santri, ternyata isi kulkas santriwati bukan makanan tetapi diisi skin care," kata Kyai Imam Jazuli sambil tersenyum.
"Itulah anak zaman sekarang, zaman kita fungsi kulkas untuk simpan makanan. Tapi anak sekarang mengubah fungsi kulkas untuk menyimpan skin care. Santri zaman sekarang ingin tetap tampil glowing meski di pesantren," kata Kyai Imam Jazuli.
Menurut Kyai Imam Jazuli mengetahui kebiasaan anak-anak masa kini serta mengikuti kebiasaan mereka jadi hal terpenting bagi pengelola pesantren.
Setelah diikuti apa yang menjadi kesukaan mereka barulah dimasukkan pelajaran yang sesuai dengan nilai-nilai dan tradisi pesantren.
"Costumer pesantren sekarang sudah berubah, beda dengan zaman kita dulu ketika nyantri, maka perubahan sistem sangat penting sekali dilakukan oleh pesantren," kata Alumni Pesantren Lirboyo, Kediri ini.
Lewat ide-ide gila tersebut, Kyai Imam Jazuli sama sekali tidak bermaksud akan meruntuhkan value pesantren, yang dikenal sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia serta akrab disematkan dengan sistem pendidikan tradisional.
"Perhatikan pesantren ini! saya bisa katakan inilah pesantren paling salaf. Santri disini mayoritas pengamal tirakat, bahkan puasa setiap hari selama tiga tahun. Membaca kitab kuning takhossus, ditambah hafalan Qur'an tetapi saya tidak mau jualan program tahfidz Qur'an. Ada istighosah setiap bulan dan haul tahunan yang dihadiri ribuan jamaah," kata Kyai Imam Jazuli.
Pelajaran terpenting dari Pesantren BIMA adalah bagaimana pesantren ini mampu menemukan shortcut sistem pembelajaran pesantren yang efektif dan efisien dengan karakter generasi era digital.
Yaitu dengan metode berbasis program. Seluruh santri akan menerima program pelajaran berjenjang dengan fokus mata pelajaran tertentu dalam waktu tertentu pula. Ada tujuh program unggulan di Pesantren BIMA yang merupakan program unggulan pesantren ini.
Ketujuh program tersebut antara lain Tahsin Al-Qura’an Bimaqu, Tahfizh Al-Qur'an Bimaqu, Fiqih Bimaku, Bahasa Arab Bimaku, Qiroatul Kutub, English Bimaku, dan Program Eksak.
Program ini disusun secara efektif, efisien, sistematis dan sesuai dengan karakter anak masa kini era milenial yang inginnya serba cepat. Program Tahsin misalnya, Anak-anak yang sudah selesai di Program Tahsin akan berlanjut ke program Tahfidz Qur’an.
Pembelajaran berbasis program ini terbukti lebih efektif dan efisien sebagai inovasi dari pesantren BIMA.
Tolak ukur kesuksesan pesantren berbasis program bisa dilihat dari ratusan lulusan Pesantren BIMA yang saat ini melanjutkan belajar di beberapa perguruan tinggi luar negeri. Artinya, mereka sudah memenuhi standart kampus-kampus besar dunia dan berlevel internasional.
Berdiri pada tahun 2013, Pesantren BIMA sudah ratusan mengirim lulusannya ke Universitas-Universitas luar negeri bukan hanya Timur Tengah tapi juga di beberapa negara Eropa, Turki, Rusia, Korea, China, Tunisia, Maroko, China, Australia, Singapura dan Malaysia.
Kyai Imam Jazuli bahkan mentargetkan akan mencetak 1000 alumni BIMA lulusan Universitas Luar Negeri.
"Saya tidak memiliki kepentingan apapun, termasuk ambisi politik apalagi mengejar jabatan dan kekayaan. Saya hanya ingin memiliki kader-kader yang mampu melakukan perubahan yang lebih baik buat negeri ini,"
"Negara kita ini unik, punya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi semakin banyak rakyat yang cerdas semakin tidak kritis, semua asyik dengan gadget masing-masing sampai tak peduli lagi dengan situasi negeri ini," kata Kyai Imam.
Selain cita-cita mulia tersebut, Kyai Imam Jazuli juga ingin menjadikan Pesantren BIMA sebagai pesantren percontohan yang adaptif sebagai jawaban atas perubahan zaman yang dihantui dengan bayang-bayang DISRUPTIF.