ALUMNI SMAN 68 JAKARTA angkatan pertama tahun 1984 tidak melupakan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah sehingga dapat membangun karir dan mengelola kehidupan berkeluarga.
Mereka kini kembali ke almamater melakukan sejumlah kegiatan sosial, termasuk pengecekan kesehatan di sekolah tersebut didukung oleh Puskesmas Kecamatan Senen.
Di bulan Maret 2003 telah dilakukan pengecekan kualitas kesehatan murid SMAN 68 Jakarta, untuk memastikan generasi muda yang akan tampil berperan dalam Indonesia Emas 2045 betul-betul dalam kondisi sehat agar dapat menyongsong tanggung jawabnya dalam kondisi prima.
"Kegiatan itu sungguh bermanfaat bagi murid-murid. Terlebih karena murid-murid kami sebagian besar penerima KJP/Kartu Jakarta Pintar sesuai zonasi," kata Yunidar M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 68 Jakarta dalam keterangannya saat kegiatan pemeriksaan berlangsung.
Melalui pegecekan kesehatan ini dapat diketahui dari 22 murid yang terdampak anemia, saat ini tinggal tujuh siswa lagi yang masih mengalami anemia. Untuk memitigasi sejumlah hasil negatif ini akan diberikan lagi penyuluhan yang akan dilakukan oleh dr. Jusuf Kristanto, Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI yang merupakan Alumni 68-84 juga.
Edukasi berkelanjutan mengenai keseimbangan gizi dan Kesehatan remaja juga dilakukan oleh Duta Remaja 68.
"Kegiatan ini melibatkan dan memperoleh dukungan dari banyak teman-teman alumni untuk ikut membantu kegiatan ini," kata Drs. Ade Palguna R, Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) KLHK RI yang merupakan angkatan Pertama dari SMAN 68, sementara itu Dr R. Artsanti, M.Si Vice President, Head of Social Investment Dept PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, yang juga alumnus pertama SMAN 68 mengatakan sejumlah mitigasi yang dilakukan telah memberikan hasil yang sangat menggembirakan.
Melalui program intervensi yang telah dilakukan sejak pemeriksaan kesehatan bulan Maret lalu, sebanyak 22 orang murid mengalami kekurangan darah (anemia), berhasil ditekan menjadi hanya tinggal tujuh orang di bulan Juni 2023.
“Kami berharap murid-murid tak ada lagi yang mengalami anemia di bulan Agustus, setelah program ini selesai,” ujar Artsanti.
Kegiatan peningkatan kecukupan gizi dan kesehatan murid ini dilaksanakan oleh alumni SMAN 68 angkatan pertama yang merasa beruntung dapat menimba pengetahuan di SMA itu.
Yusnaini Yusuf yang juga founder Desa Bukit Indah Foundation menambahkan bahwa dirinya selaku alumni SMAN 68 angkatan pertama senang bisa bekerjasama kembali dengan teman-teman masa SMA lebih empat dekade yang lalu.
"Kami juga berusaha untuk menurunkan tingkat obesitas murid, yang di bulan Maret tercatat sejumlah 39 siswa, menjadi nihil di akhir program," tutur Yusnain Yusuf.
Menurut Ria Endon yang memimpin Program Sosial SMAN 68 angkatan 84, kemungkinan besar obesitas itu terjadi karena murid-murid tak banyak bergerak karena terlalu asyik dengan gawai mereka.
“Karena itu kami perlu mendorong sekolah untuk menggiatkan kegiatan ekstra kurikuler di luar ruang, seperti kegiatan pramuka, olahraga atau kegiatan pecinta alam," ujarnya.
Sesama Alumni seperi Rias Martafari S.E, Ping Nurisya S.S, dr Ira Savitri Tanjung, Sp.KJ (K) psikiater anak dan remaja /ketua PDSKJI Bogor dan drg. Riska Yuliani saat ini bersama turut andil dalam kegiatan sosial tersebut untuk berperan dalam pemenuhan status kecukupan gizi di SMA 68.
Satu Abad Indonesia merdeka merupakan masa emas bagi kehidupan bangsa. Di tahun itu Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 9.100 miliar dolar AS dan PDB per Kapita sebesar 30.000 dolar AS. Indonesia menurut IMF (International Monetary Fund) akan menjadi negara dengan perekonomian keempat terbesar di dunia.
Agar hal itu dapat diraih dan berkelanjutan, sejak kini perlu dipersiapkan para remaja yang akan berkiprah dan berperan di masa itu.
Untuk itu status kecukupan gizi mereka menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Ibaratnya, dalam pertandingan sepakbola atau basket, tak mungkin memenangkan pertandingan jika gizinya kurang.
Kecukupan gizi anak dan remaja merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Seiring peningkatan populasi remaja di Indonesia diperlukan perhatian khusus karena akan berdampak pada tumbuh kembang, pemikiran dan nalar mereka.
Hal yang penting ini menjadi pemikiran alumni SMAN 68 Jakarta yang dipimpin oleh Drs. Ade Palguna R yang merupakan angkatan pertama di sekolah itu.