Lalu ia pun menyanyikan sebuah lagu berbahasa Jepang dengan lancar didengarkan rombongan PPAD.
PPAD Peduli
Atas saran keluarga dan Kodim Blitar, segera dilakukan renovasi pada sejumlah bagian rumah yang rusak, serta pemasangan conblock di halaman depan.
“PPAD dibantu BUMN MIND ID juga menyerahkan obat-obatan, kursi roda, tempat tidur, serta bantuan dua tenaga medis untuk merawat keseharian Abdul Kodir,” ujar Brigjen Purn Edison, Akmil 1988.
Abdul Kodir tak dapat menyembunyikan rasa haru dan terima kasihnya atas kehadiran dan bantuan PPAD bersama BUMN MIND ID.
“Tidak mengira, akan datang bapak-bapak dari Jakarta dan Surabaya memberi perhatian dan bantuan. Terima kasih kepada jenderal Doni Monardo beserta pengurus PPAD, serta MIND ID yang telah membantu ayah kami,” ujar Ahmad Widodo, salah seorang putra Abdul Kodir.
Widodo bercerita, asal-usul ayahnya dari Desa Mangunan, Udanawu, kurang lebih 12 kilometer dari Desa Maron, Srengat. “Ini desa ibu,” kata Widodo seraya menambahkan bahwa Istri Abdul Kodir bernama Nursyamsiah sudah berpulang pada tahun 2006.
“Kami anak-anaknya malah tidak pernah diceritain soal perjuangan Bapak. Jadi tahunya kami ya cuma bapak seorang veteran,” katanya.
Sudah hampir dua tahun, Mbah Kodir terbaring di tempat tidur, karena salah satu kakinya tidak bisa digerakkan akibat terpeleset di kamar mandi. “Pas jatuh, kami tidak ada di rumah,” kata Widodo.
Semasa sehat, Kodir rajin bertani dan memelihara ayam kampung. Ia juga dikenal senang menyapu dan bersih-bersih sekitar rumah.
Begitulah, semangat Mbah Kodir tetap menyala, menyambut HUT RI ke 78. (*/Egy Massadiah)