Qatar juga memberi perlindungan tokoh-tokoh Hamas yang tinggal di negara itu, sebagaimana hal sama diberikan ke tokoh-tokoh Taliban dan beberapa tokoh radikal lain di Timur Tengah.
Di sisi lain, Qatar menjadi pangkalan udara militer terbesar AS di Timur Tengah, dan juga memberi tempat pasukan Turki mendirikan pangkalan di Doha.
Ancaman Israel dan tekanan AS itu muncul karena Al Jazeera menjadi saluran besar yang sungguh-sungguh memaparkan fakta penderitaan rakyat Palestina.
Israel menuding Al Jazeera jadi corong kelompok Hamas. Sebaliknya televisi itu menderita kerugian yang sulit dibayangkan akibat kekerasan Israel.
Komisi Pencari Fakta PBB beberapa waktu lalu menyimpulkan, jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Aqleh tewas oleh tembakan peluru tajam tentara Israel di Tepi Barat.
Tembakan itu bukan aksi acak atau tidak sengaja. Aksi itu pembunuhan berdarah dingin yang dilakukan sengaja oleh militer Israel di wilayah pendudukan.
Israel selalu membantah fakta ini, dan memastikan tidak akan ada satu pun tentaranya yang akan dijangkau hukum.
Tragedi terkini yang menimpa unsur Al Jazeera adalah pengeboman gedung tempat perlindungan keluarga Wael Al-Dahdouh, Kepala Biro Al Jazeera di Gaza.
Istri dan dua anak Al-Dahdouh tewas seketika akibat bom, saat pria itu sedang menjalankan tugasnya sebagai wartawan di medan perang.
Apakah pengeboman itu acak? Dilihat dari riwayat panjang permusuhan Israel terhadap Al Jazeera, besar kemungkinan serangan ini disengaja.
Al Jazeera telah menyerukan dunia internasional agar terus berusaha menghentikan aksi-aksi pembunuhan tanpa pandang bulu, yang dilakukan Israel di wilayah Palestina.
Tiga perkara di atas mewarnai apa yang tengah terjadi di konflik Israel-Hamas, dan eskalasinya yang cenderung bisa meluas ke kawasan.
Tokoh Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok bersenjata di Palestina, telah bertemu pemimpin spiritual Hezbollah Lebanon di Beirut.
Sayyed Hassan Nasrallah dari Hezbollah Lebanon, mendiskusikan perkembangan perlawanan Palestina bersama Hamas Saleh al-Arouri dari Hamas dan pemimpin kelompok Jihad Islam Ziad al-Nakhala.