News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Nasib Al Jazeera, Sekjen PBB versus Sikap AS yang Melanggengkan Konflik  

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pelayat membawa jenazah dua pria Palestina, Jihad Saleh, 29 tahun, dan Mohammed Abu Zer, 17 tahun, yang tewas dalam serangan Israel di desa Zawata, sebelah barat kota Nablus, di Tepi Barat yang diduduki Israel. pada tanggal 23 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di Jalur Gaza. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Photo by Zain JAAFAR / AFP)

Israel kehilangan sekurangnya 1.400 warganya, baik sipil maupun militer, termasuk warga negara asing akibat serbuan petempur Hamas.

Sebaliknya, tak terhitung lagi infrastruktur bangunan di Gaza yang dibumiratakan Israel lewat pengeboman siang malam sejak 7 Oktober 2023.

Tokoh-tokoh radikal Israel secara terbuka telah memimpikan aksi bumihangus Gaza dan Hamas, dan ingin menjadikan sebagian Gaza menjadi “danau”.

Langkah awal telah dilakukan dengan ultimatum agar setengah wilayah Gaza, terutama di utara mulai Wadi Gaza hingga perbatasan dengan Israel, dikosongkan.

Skema setelah wilayah Gaza utara kosong, semua yang ada di permukaan akan dibumiratakan, dan Israel menciptakan perimeter keamanan lebar dari garis perbatasan mereka dengan Gaza.

Tokoh garis keras Partai Likud, Moshe Feiglin, belum puas atas pembalasan yang dilakukan Israel ke Gaza selama tiga pekan terakhir.

Ia ingin Gaza dibakar habis, penduduknya digiring menyeberangi Rafah, dan ditempatkan ke gurun Sinai Mesir.

Sebaliknya, rakyat Palestina memiliki hak asasi untuk mempertahankan tanah tumpah darah mereka, lewat cara apapun.

Melihat sikap-sikap radikal elite Zionis Israel seperti ini, maka prospek perdamaian Israel-Palestina jauh panggang dari api untuk masa dekat ini.

Sejauh Washington masih bersikap mendukung Israel tanpa syarat, usaha perdamaian yang dilakukan negara maupun organisasi internasional, menjadi suram hasilnya.(Setya Krisna Sumarga/Editor Senior Tribun Network)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini