News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Posyandu Naik Kelas untuk Keluarga Indonesia

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kepada seorang balita pada acara penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Dalam rangkaian kegiatan HARPELNAS (Hari Pelanggan Nasional) 2023, Asuransi Astra memberikan penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif kepada Kader Posyandu dan para orang tua serta pemeriksaan kesehatan balita dan remaja putri yang diwujudkan dalam menghadirkan Garda M-Klinik dan kegiatan ini juga merupakan dukungan Asuransi Astra atas arahan pemerintah dalam mencapai target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Oleh Fery Farhati - Ketua TP PKK Provinsi DKI Jakarta 2017-2022

“Aku anak sehat, tubuhku kuat!

Karena ibuku rajin dan cermat,

Semasa aku bayi selalu diberi ASI,

Makanan bergizi dan imunisasi,

Berat badanku ditimbang selalu, Posyandu menunggu setiap waktu,

Bila aku diare ibu selalu waspada, pertolongan oralit selalu siap sedia.”

Lirik lagu ini terasa akrab dan sering digumamkan oleh siapapun yang tumbuh besar di era tahun 80an dan 90an. Era tersebut merupakan masa keemasan Posyandu. Iklan Posyandu dan lagu “aku anak sehat” saat itu berulang kali ditayangkan di TVRI dan RRI.

Tidak sedikit anak-anak hafal lagu tersebut dan banyak orangtua yang dapat memaknai pentingnya Posyandu. Masa itu Posyandu selalu menjadi rujukan pertama dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak, layanan imunisasi, layanan KB hingga penyuluhan dan upaya pemenuhan gizi keluarga.

Kehadiran Posyandu berawal dari upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi serta sebagai salah satu upaya untuk  mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah.

Melalui  Instruksi Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri pada tahun 1984, Posyandu terbentuk. Posyandu menjalankan 5 kegiatan yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare.

Baca juga: Punya Peran Besar Turunkan Stunting, Kader Posyandu Butuh Kompetensi Mumpuni

Lima kegiatan tersebut yang kemudian diterjemahkan ke dalam 5 meja pelayanan yang terus dilaksanakan hingga saat ini. Pelaksanaan Posyandu secara masal untuk pertama kali dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional.

Pada periode tahun 1971 – 1997, data BPS menunjukkan adanya penurunan angka kematian bayi (AKB) dari 145 menjadi 52. Tren penurunan tersebut terus terjadi dan dalam rentang waktu 50 tahun (1971-2022) penurunan AKB di Indonesia mencapai 90 persen. Penurunan yang signifikan ini dapat tercapai karena adanya peningkatan jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI.

Penurunan angka kematian ibu (AKI) juga mengalami tren penurunan walaupun tidak sebanyak AKB. Tren AKI pada tahun 2010-2020 mengalami penurunan sebesar 45%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia termasuk melalui Posyandu. Ini juga menjadi bukti nyata bahwa Posyandu mampu memenuhi tujuan awal pembentukannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini