News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Posyandu Naik Kelas untuk Keluarga Indonesia

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kepada seorang balita pada acara penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Dalam rangkaian kegiatan HARPELNAS (Hari Pelanggan Nasional) 2023, Asuransi Astra memberikan penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif kepada Kader Posyandu dan para orang tua serta pemeriksaan kesehatan balita dan remaja putri yang diwujudkan dalam menghadirkan Garda M-Klinik dan kegiatan ini juga merupakan dukungan Asuransi Astra atas arahan pemerintah dalam mencapai target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Posyandu adalah garda terdepan dalam memberikan layanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak. Karenanya Posyandu memiliki peran yang strategis dalam mendorong pencapaian Indonesia Generasi Emas. 

Terlepas dari perkembangannya, akhir-akhir ini pelaksanaan Posyandu kurang mendapat perhatian dan belum optimal dimanfaatkan dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan kesehatan di masyarakat seperti isu stunting dan imunisasi anak.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah persebaran atau ketersediaan Posyandu. Pada tahun 2022, Kementerian Dalam Negeri mendata ketersediaan Posyandu di Indonesia sebanyak 213.617 unit. Angka yang tergolong belum cukup untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar di lebih dari 1,1 juta rukun tetangga (RT), yang tersebar di 80.000 desa dan 514 kota/kabupaten. Selain itu, belum efektifnya  proses pelaksanaan pelayanan, pendataan yang belum optimal, fasilitas dan kelengkapan alat kesehatan kurang memadai atau seadanya sesuai kemampuan swadaya masyarakat, minimnya kompetensi kader hingga dilema kelembagaan merupakan daftar  panjang permasalahan Posyandu yang ada saat ini.

Dalam rangka hari Kesehatan Nasional, kita perlu memikirkan kembali upaya yang dapat ditempuh bersama untuk mengembalikan kejayaan Posyandu serta membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap unit kesehatan paling dasar tersebut dalam memenuhi dan mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.

Pembenahan Kelembagaan Posyandu

Langkah pertama adalah dengan melakukan pembenahan kelembagaan dan payung hukum operasional Posyandu. Kelembagaan Posyandu yang rumit dan banyaknya Organisai Perangkat Daerah (OPD) yang mengampu kegiatan Posyandu mengakibatkan pelaksanaan di lapangan menjadi rancu dan tidak optimal.

Masing-masing OPD saling mengandalkan satu sama lain dan melempar tanggung jawab, sehingga pelaksanaannya cenderung tidak efektif. Harapannya ada ketegasan yang diturunkan dari level kementerian untuk menentukan pengampu utama yang diberi tanggung jawab dalam pelaksanaan Posyandu secara keseluruhan dibantu oleh supporting OPD yang menyediakan dukungan sesuai bidangnya.

Selain kerancuan dalam kelembagaan, upaya peningkatan kapasitas kader-kader Posyandu-pun masih tersendat. Kurangnya pemberian pelatihan untuk para kader, membuat terbatasnya kompetensi diri kader dalam berinovasi.

Para kader bergerak sesuai dengan ilmu yang mereka miliki yang sangat mungkin sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Oleh sebab itu, semangat para kader Posyandu perlu terus didukung melalui pelaksanaan berbagai pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. 

Posyandu juga harapannya dapat naik kelas dengan membuka peluang pelibatan masyarakat dalam menggerakkan Posyandu. Keterlibatan masyarakat dapat berdampak terhadap aktivasi Posyandu di kelurahan/desa.

Sebagai contoh, melibatkan dokter yang berdomisili dekat dari lokasi penyelenggaraan Posyandu sebagai tenaga kesehatan Posyandu. Harapannya tumbuh rasa kepemilikan yang kuat atas keberhasilan Posyandu di wilayahnya. Salah satu contoh praktik baik pelibatan masyarakat adalah pelaksanaan Posyandu ada di Cempaka Putih Barat tepatnya di Komplek Dittopad (Direktorat Topografi Angkatan Darat) RW 08, Jakarta Pusat.

Ada rasa kepemilikan terhadap Posyandu dan berkat dukungan Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana XVI Dittopad PG Mabesad, berhasil melibatkan banyak aktor lokal dalam penyelenggaraan Posyandu di wilayah tersebut. 

Efisiensi Pelayanan Posyandu dan Pendataan yang terintegrasi

Pelayanan Posyandu baiknya mengedepankan aspek kenyamanan dan kearifan lokal masyarakat setempat. Upaya dalam menyederhanakan prosedur perlu dilakukan agar lebih efisien. Efisiensi ini dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengunjung dalam menerima layanan Posyandu.

Pelayanan Posyandu yang lebih ramah dan efisien tersebut kiranya dapat mengatasi permasalahan minimnya partisipasi masyarakat. Selain itu, perlu didorong sosialisasi tentang pentingnya Posyandu agar dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk datang ke Posyandu.

Sebagai contoh inovasi kegiatan Posyandu terintegrasi di apartemen Kalibata City yang mengadakan kegiatan Posyandu bersamaan dengan Posbindu, pemeriksaan gigi dan edukasi mobil pelangi Pancoran (Pasukan Edukasi dan Layanan Kesehatan Warga sekitar Pancoran). Inovasi mereka mampu mendorong partisipasi aktif dan menjadikan Posyandu sebagai rujukan masyarakat karena memenuhi kebutuhan ibu dan anak di sekitar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini