Fatah identik dengan Otoritas Palestina yang dulu didirikan almarhum Yasser Arafat dan kini dipimpin Mahmoud Abbas.
Fatah atau Harakat at-Tahrir al-Wathani al-Filasthini adalah organisasi perlawanan yang lebih moderat, dan jadi representasi Palestina dalam berbagai proses perundingan.
Di Palestina, Hamas dan Fatah sesungguhnya hanya dua dari banyak faksi atau kelompok perlawanan. Kebetulan keduanya yang kini memiliki banyak pendukung.
Kembali ke soal klaim Israel tentang RS Al Shifa dan berbagai temuan jejak Hamas di rumah sakit itu, semakin ke sini cenderung menunjukkan fakta-fakata yang menguatkan.
Tapi kolumnis dan analis politik Al Jazeera, Marwan Bishara, mengatakan temuan Israel itu belum mengonfirmasi apa-apa.
Menurutnya semua orang mengetahui ada banyak terowongan di bawah Gaza. Israel dan para pendukungnya menganggap ada kota dalam kota di bawah Gaza.
Namun klaim Israel bahwa Hamas menggunakan rumah sakit sebagai spot jaringan perlawanan, secara nalar masih masuk akal.
Hampir di semua taktik perang gerilya, baik perang hutan maupun perang kota, lumrah saja pihak perlawanan menggunakan semua sumber daya dalam pertempuran.
Konflik Israel-Palestina, lebih spesifik Israel versus Hamas, secara teoritis masuk kategori perang asimetris sekaligus perang hibrida.
Ini peperangan antara dua pihak belligeren atau pihak berperang yang kekuatan militernya sangat berbeda.
Israel memiliki kemampuan nuklir, Hamas tidak. Hamas tak punya jet-jet tempur, Israel punya jet penyerang paling modern di dunia.
Israel memiliki armada tank terkuat dan termodern, Hamas sama sekali tidak. Israel punya tentara regular dalam jumlah ratusan ribu, Hamas hanya punya petempur belasan ribu.
Kemajuan paling signifikan, Hamas menguasai roket, senjata antitank, dan drone penyerang dalam jumlah terbatas.
Hamas juga punya segelintir skuadron udara dalam wujud petempur paragliding, yang aksinya terlihat saat serangan 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel.