News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Day of Reckoning: Tak Ada Musuh Abadi

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

The Day of Reckoning: Banjir Bandang Di Riyadh

OLEH: M. Nigara
Bagian-3

"KITA TIDAK PUNYA sekutu sejati, dan kita tidak punya musuh abadi. Yang ada adalah kepentingan abadi," Lord Palmerston, Perdana Menteri Inggris, 1855-58 dan 1859-65

Mungkin ucapan ini yang menjadi dasar berdamainya Eddie Hearn dan Frank Warren, dua promotor kondang asal Inggris. Kita tahu selama belasan tahun, keduanya bersitegang. Tak jarang saling sindir dan saling serang.

"Aku tak sudi duduk bersama dia," ucap Eddie Hearn yang suka atau tidak DAZN-Matchroom Sportnya lebih unggul. Eddie Hearn juga yang pertama memboyong laga tinju ke jazirah Arab.

Sebaliknya, meski Frank Warren dengan Queensberry Promotions nya berada di bawah, tapi ia tak kalah galak. "Dia pikir aku mau menjabat tangannya? Dia keliru!" kata Warren dengan suara lantang.

Pertikaian makin menjadi-jadi ketika tantangan Joshua untuk menyatukan gelar 2017-18, diabaikan terus oleh Wilder. Deontay Wilder malah memilih Luis Ortiz. Tak seorang pun yakin keduanya bisa berdamai. Meski jika mengacu pada pertiksian di Amerika, seberat apa pun, mereka tetap bisa bekerja sama.

Contoh paling dramatis adalah Bob Arum (Top-Rank)nya dengan Don King (DK Promotions). Don King yang awalnya bekerja di bawah Top-Rank sebagai matchmaker (pihak yang mencari petinju untuk bertarung), tiba-tiba muncul menjadi pesaing Bob Arum.

Seperti kta tahu, partai pertama yang digelar Don King sebagai promotor adalah Rumble in the Jungle (Gemuruh di Hutan), di Kinshasa, Zaire 30 Oktober 1974, di Stadion 20 Mei. Arum yang awalnya sudah mengumumkan pertarungan George Foreman, juara dunia kelas berat vs Muhammad Ali, ditelikung.

Puncak perdamaian terjadi ketika Oscar De La Hoya (Bob Arum) bertarung dengan Julio Cesar Chavez (Don King). Laga dilangsungkan di Thomas & Mack Center, Las Vegas, Nevada, Amerika (18/9/1998). Namun kerja bareng sudah dimulai sejak 1994.

Pilihan
Awalnya, Eddie Hearn yang sudah menggelar dua laga besar di Riyadh, enggan berdamai. Apalagi, DAZN saat ini masih menjadi yang terbesar.

Laga the Day of Reckoning, Sabtu (23/12/23) antara Anthony Joshua (29 (23)- 3-0) mantan juara dunia kelas berat, WBA, IBF, WBO, dan IBO melawan Otto Wallin (28 (14)- 1- 1) buah karya Hearn. Selain itu ada dua laga lainnya, Jai Opetaia (23 (18)- 0- 0), juara dunia Cruiserweight WBO akan ditantang oleh Ellis Zorro (17 (7)- 0- 0), dan intang terakhir Dimitry Bivol (21 (11)- 0- 0), juara dunia Light Heavyweight akan berlaga dengan Lyndon Arthur (24 (16)- 1- 0).

Lalu, Frank Warren mengajukan Deontay Wilder 46 (42)- 2-1, mantan juara WBC untuk bertarung dengan Joseph Parker 36 (23)- 3- 0.
Tentu ditolak. Warren lalu mengontak Al-Alshikh, orang penting yang sebelumnya sudah juga ia kenal.

Nah, penasehat merangkap menteri yang bertanggung jawab dengan dunia hiburan untuk kerajaan Arab Saudi, mrespon dengan cepat. Ia memanggil Hearn, dan memintanya untuk mauenerima usulan Warren.

Jika tidak mau maka Laga Besar Univikasi Heavy weight antara Oleksandr Usyk juara dunia WBA, IBF, WBO, dan IBO melawan Tyson Fury, juara dunia WBC, izinnya tidak akan dikeluarkan. Sebaliknya, jika Hearn mau betdamai denfan Warren, bukan hanya izin yang akan dikeluarkan, tapi bayaran kedua petinju akan ditingkatkan, termasuk laga Joshua vs Walllin.

Melihat keseriusan Al-Alshikh, Hearn dan DAZN, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Maka terjadilah perdamaian 15 November silam di Wembmey Arena. Keduanya bukan hanya menyatakan perdamaian, tapi sekaligus merancang langkah mereka kedepan.

Langkah Al-Shikh idak berhenyi hanya perdamaian Hearn dan Warren, ia juga mengnundang 12 promotor bersertivikat dunia agar mau memindahkan laga-laga tinju dunia ke Riyadh.

Jika niat itu terlaksana, maka pusat tinju dunia dapat dipastikan akan berpindah ke Riyadh.

Sekali lagi, hanya orang bodoh yang tidak mau berdamai untuk mencapai kemajuan. Dan hanya orang dengki yang selalu melihat orang lain sebagai ancaman....

Semoga bermanfaat...

* M. Nigara, Wartawan Tinju Senior dan Komentator tvone

M Nigara (dok pribadi)
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini