Meskipun Peskov mengonfirmasi Carlson mewawancarai Putin dalam pertemuan pribadi pada Selasa (6/2/2024) waktu Moskow, dia menahan diri untuk memberikan rincian lebih lanjut.
“Bagaimanapun, itu adalah wawancaranya (Carlson), jadi biarkan dia membagikan semua detailnya ketika dia siap untuk mempublikasikannya,” kata Peskov.
Dia juga menolak mengungkapkan rincian tentang langkah-langkah keselamatan dan keamanan apa pun yang mungkin diambil selama pertemuan antara Putin dan Carlson.
Tucker Carlson terbang dari AS ke Turki, sebelum melanjutkan perjalanan ke Moskow pada Kamis pekan lalu.
Keberhasilan Tucker Carlson menemui Putin ini dikomentari sejumlah jurnalis senior jaringan media AS. Mereka mengungkapkan kekesalannya ke Moskow.
“Kami telah mengajukan beberapa permintaan ke Kremlin dalam 18 bulan terakhir. Selalu ada jawaban 'tidak' bagi kami,” tulis wartawan BBC Steve Rosenberg di platfom X.
Ia membantah klaim Carlson sebelumnya tidak ada jurnalis barat yang mau mewawancarai pemimpin Rusia tersebut.
Christiane Amanpour dari CNN juga mengklaim jaringannya meminta wawancara dengan Putin sejak meningkatnya konflik Ukraina pada Februari 2022.
“Ini tidak masuk akal – kami akan terus meminta wawancara, seperti yang kami lakukan selama bertahun-tahun,” tambahnya.
Penjelasan Dmitry Peskov tentang alasan Vladimir Putin menerima Tucker Carlson menjelaskan segalanya.
Moskow melihat secara nyata realitas media Anglo-Saxon yang begitu menyudutkan Rusia, serta terus menarasikan kesalahan pada Rusia ketika menyerang Ukraina.
Jaringan besar media televisi seperti CNN, ABC, NBC, News Corp milik miliarder Rupert Murdoch, serta berbagai media di Inggris dan Eropa Barat, berperilaku sejalan dengan propaganda AS dan NATO.
Segala langkah Rusia adalah salah dan harus dihukum, sementara sikap Ukraina harus dibela, dan Rusia harus kalah dalam peperangan.
Putin merasa tidak mendapatkan keseimbangan pandangan, dan media-media barat pada umumnya jadi mesin pembunuh lain terhadap Rusia.