TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Dua jam penuh jurnalis dan komentator senior Tucker Carlson mewawancarai Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada rekaman wawancara yang diputar di situs web TuckerCarlson.com dan akun X Tucker Carlson, Putin menjelaskan sejumlah hal paling signifikan terkait konflik Ukraina.
Wawancara dilakukan di pusat pemerintahan Rusia atau Kremlin di Moskow, Selasa (6/2/2024) pekan lalu. Carlson datang sebagai jurnalis pribadi tanpa sponsor pihak manapun.
Penerimaan Putin atas Carlson di Moskow ini mengguncang publik AS dan barat. Carlson menjadi jurnalis AS pertama yang diterima Putin untuk sebuah wawancara ekslusif.
Baca juga: Wawancarai Vladimir Putin, Tucker Carlson Bakal Guncang Publik Amerika
Baca juga: Tucker Carlson Ungkap CIA Terlibat Pembunuhan Presiden John F Kennedy
Baca juga: Klaim Baru Ledakan Nord Stream Propaganda Sistematis Media Barat
Dari wawancara panjang yang didahului penjelasan detil sejarah Rusia, Ukraina dan sekitarnya, sekurangnya ada empat poin penting yang dijelaskan Vladimir Putin.
Pertama, Rusia tidak pernah menyatakan AS akan menyerang Rusia. Tapi ekspansi NATO ke timur dan masuk Ukraina lah yang jadi pemantik persoalan.
Kedua, perang Rusia-Ukraina tidak dimulai pada 2022, tapi sejak 2014 ketika pasukan darat dan udara Ukraina didukung NATO menyerang warga Donbass di Ukraina timur.
Poin ketiga, perang Rusia-Ukraina sebenarnya bisa diakhiri dalam beberapa pekan saja, jika Ukraina bersedia duduk di meja perundingan dan barat tidak memasok senjata ke Ukraina.
Fase itu nyaris tercapai ketika wakil Rusia dan Ukraina hadir di meja perundingan Istanbul, Turki. Tapi PM Inggris Boris Johnson datang ke Kiev, dan mencabut semua proses kesepakatan damai itu.
Hal signifikan keempat, Vladimir Putin secara terang-terangan menyatakan AS adalah pihak yang meledakkan jalur pipa Nord Stream di dasar Laut Baltik.
Ia tidak bersedia menjelaskan detil tuduhannya, tapi hanya AS lah pihak yang mampu menjangkau titik peledakan, dan yang punya alasan paling kuat untu sabotase itu.
Proyek pipa gas Nord Stream adalah proyek raksasa yang akan melancarkan pasokan gas secara langsung dari Rusia ke Jerman lewat pipa dasar laut.
Proyek ini dikerjakan kontraktor Swiss di bawah konsorsium perusahaan gas Rusia dan Jerman. Jerman merupakan importir utama migas Rusia.
Pernyataan Putin ini sejalan dengan temuan jurnalis investigatif AS, Seymour Hersh. Artikel Hersh ini dipublikasikan di situs web Substack.com tahun lalu.