“Semua orang tahu ada pasukan khusus barat di Ukraina, mereka hanya tidak mengakuinya secara resmi,” kata pejabat yang tak mau disebut namanya dikutip oleh Sputniknews.
Jerman, Italia, Polandia, Finlandia, dan Hongaria, masih menjauhkan diri dari komentar Macron, dan menekankan mereka tidak berniat mengerahkan pasukan ke Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengomentari pernyataan Macron sebagai sebuah kesadaran atas kekalahan NATO mendukung Ukraina.
Sementara Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan pernyataan Macron semata mereaksi karena belum adanya hasil nyata peningkatan bantuan senjata ke rezim Kiev.
Negara-negara barat dan sekutu dekatnya telah memberikan bantuan militer dan keuangan ke Kiev sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina pada Februari 2022.
Kremlin secara konsisten memperingatkan agar tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Kiev, dengan mengatakan hal itu akan berakibat meningkatkan eskalasi konflik.
Tentang kehadiran elemen-elemen militer NATO dan mata-mata barat di Ukraina, sejak lama dipublikasikan media-media di Rusia.
Media terkemuka AS, New York Times dan Intercept, pernah merillis laporan penempatan operasi rahasia CIA di Ukraina dilakukan sejak 2016.
Bahkan menurut laporan NYT, ketika Presiden Joe Biden menyatakan takkan mengerahkan pasukan AS ke Ukraina, beberapa personel CIA terus beroperasi di negara tersebut secara diam-diam.
Beberapa bulan sesudah dimulainya perang Ukraina, Intercept mengklaim ada kehadiran personel dan sumber daya CIA dan operasi khusus AS yang jauh lebih besar di Ukraina.
Menurut Intercept, operasi rahasia AS di Ukraina dilakukan berdasarkan otorisasi rahasia oleh Presiden AS. Intercept mengutip keterangan sumber pejabat tinggi AS.
Pada November 2022, pemerintahan Biden mengumumkan akan mengirim ahli senjata militer ke Ukraina.
Sementara pada Februari 2023, Washington Post mengungkapkan Pentagon ingin memasukkan pasukan komando AS dalam bentuk tim kontrol di Ukraina, Eropa Timur atau di negara tetangga.
Pada April 2023, informasi yang bocor di Pentagon mengungkapkan setidaknya 97 prajurit pasukan khusus dari lima negara NATO – termasuk 14 personel militer AS – telah beroperasi di Ukraina.