Ketua Pembina Yakaafi, H. Agus Maulana, sebagai inisiator menyatakan pola pendekatan profesional dalam pengelolaan wakaf produktif diharapkan mampu memberi manfaat luas khususnya bagi pengusaha dan lembaga pesantren sebagai penerima manfaat wakaf.
"Antara wakaf dan hitungan bisnis profesional sebenarnya bisa di matchkan jika kita mau memanfaatkan teknologi akuntansi seperti Accurate ini. Ini akan sangat membantu para pengusaha UMKM dengan memberikan support permodalan dan juga bimbingan management pengelolaan usaha, termasuk juga bagi penerima manfaat wakaf," kata Agus Maulana.
Agus Maulana menjelaskan beberapa Usaha UMKM yang saat ini telah mendapat support dari Yakaafi pada awalnya Bengkel Motor di daerah Subang (Barokah Motor), Usaha Cutting Stiker dan Accesories Motor, produksi plakat dan piala di Majalengka, dan Pengrajin Sepatu di Bandung.
"Semuanya diajak bersama- sama untuk mengembangkan usaha sekaligus berwakaf dari sebagian hasil usahanya. Adapun penyaluran Wakaf dari hasil usaha tersebut disalurkan melalui Lembaga Pendidikan Pondok Modern Darul Falah Cimenteng di Subang," kata Agus Maulana.
Karena sifatnya wakaf maka penggunaannya disalurkan untuk penguatan sarana prasarana atau infrastruktur baik asrama, maupun fasilitas yang lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, muncul cita-cita agar manfaat wakaf ini tidak hanya bagi satu Pesantren saja. Tapi manfaat nya bisa diperluas untuk banyak pesantren.
Pada awal pembentukan Yakaafi pada tahun 2019, dana wakaf produktif yang dikumpulkan sebesar sebesar Rp 500 juta setelah disalurkan untuk mensupport UMKM dan beberapa Pesantren, dana tersebut kini telah berkembang lebih dari 1 Milyar.
Yakaafi dalam perjalanannya telah menyalurkan manfaat wakaf berupa Instalasi Air Minum Santri (IAMS) Kepada PONPES At Tauhid Al Islamy Magelang, Dua Pesantren di Majalengka dan Kuningan dan beberapa pesantren serta kaum dhuafa' juga telah merasakan wakaf produktif tersebut.